Korban diketahui mengalami gangguan jiwa dan sudah lama hidup sebatang kara, lantaran tak punya anak maupun jauh dari sanak famili.
Menurut keterangan dari warga setempat bernama Tukinah (45) menyebutkan, Sebelum ditemukan tewas, dihari yang sama sekitar pukul 08.00 WIB dirinya mengaku melihat korban sedang membawa seutas tali tambang. "Saya melihat Mbah Rondiyah membawa seutas tali tambang, saat saya tanya dia menjawab "meh tilek Tegal" (mau melihat ladang),"terangnya.
Namun Sekitar pukul 14.00 WIB, seorang warga lainya bernama Bejo (61) saat hendak merumput melihat korban dalam posisi tergantung pada Pohon Alpukat ditepi tegalan hingga badannya kebawah lereng.
"Saat itu saya langsung mengecek kondisi korban dan ternyata korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sayapun langsung menghubungi warga lainnya dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Pakis,"ungkap Bejo.
Mendapati laporan warga jajaran anggota Polsek Pakis langsung mendatangi lokasi penemuan mayat dan melakukan olah TKP. Selanjutnya jenazah korban di evakuasi dan dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dari Puskesmas Pakis.
Dijelaskan oleh tim kesehatan dari Puskesmas Pakis, Mikael (50) bahwa pada tubuh korban terdapat lidah tergigit dan terjulur keluar, terdapat luka bekas jeratan tali di pangkal leher, punggung terdapat lebam mayat dan keluar kotoran.
Sementara menurut keterangan Kapolsek Pakis AKP Sukirman, SH. saat dikonfirmasi harian7.com di lokasi penemuan mayat mengatakan, Diperkirakan korban sudah meninggal lebih dari 8 (delapan) jam dan dari hasil pemeriksaan tim medis tidak ditemukan adanya tanda tanda penganiayaan.
"Korban ditemukan meninggal dalam keadaan tergantung dengan tali tambang berwarna biru menjerat pada leher di Pohon Alpukat setinggi 90 CM. Sedangkan jarak kaki korban dengan tanah kurang lebih 30 CM dan tinggi perengan 1,8 M serta pohon alpukat berdiameter 35 CM. Adapun ciri ciri korban tinggi badan korban 150 CM dengan berat 50 KG,"kata Kapolsek.
Lanjut Kapolsek, "Seusai penanganan dari tim medis dan kepolisian, jenazah korban kita serahkan kepada kepala desa kajangkoso bapak Slamet (49) untuk dimakamkan," pungkasnya. (Ady Prasetyo)
Editor: Muza
