Iklan

Iklan

,

Iklan

Berawal Dari Buruh Panen Ikan dari Tambak, Kini Buka Usaha Angkringan “Sego Gurih”…..

Redaksi
Rabu, 30 Januari 2019, 23:06 WIB Last Updated 2019-01-30T16:06:24Z
UNGARAN, harian7.com – Sosok pemuda yang kini berusia 27 tahun ini, boleh dibilang ‘gila kerja’. Pasalnya, setelah pontang-panting menjadi buruh panen ikan di Kota Semarang yang dilakoninya beberapa tahun ternyata tidak membuat dirinya betah. Lepas dari Semarang, pemuda tinggi jangkung dan berkulit hitam manis yang akrab disapa Wisnu ini beralih menjadi buruh bangunan di daerah Salatiga dan Kabupaten Semarang.

        “Ternyata menjadi buruh panen ikan dari tambak-tambak di Tanjung Emas sangat berat. Namun, itu tetap saya jalani karena saya butuh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya. Beberapa tahun dijalaninya, akhirnya putus juga dan pindah jalur menjadi buruh bangunan. Baru beberapa bulan menjadi buruh bangunan, ternyata tubuhnya tidak kuat karena harus lembur-lebur dengan kerja keras. Akhirnya berhenti dan beralih membuka usaha angkringan,” tutur Wisnu kepada harian7.com, Rabu (30/1/2019).

        Wisnu, yang asli dari daerah Kaligawe, Kota Semarang ini kini membuka usaha sendiri yaitu bisnis “wedangan/angkringan”. Wedangan yang dibuka dan ditunggguinya sendiri ini, boleh dibilang unik. Pasalnya, nasi yang disajikan atau dijual bukan nasi biasa seperti pada wedangan/angkringan pada umumnya. Namun, Wisnu sengaja menyediakan berupa “Nasi Gurih (Sego Gurih)”.

“Mungkin, angkringan saya ini adalah satu-satunya yang menyediakan Nasi Gurih. Saya sengaja memilih nasi gurih, karena biar lain dari yang lain. Dan, selama saya tinggal di daerah Tuntang ini belum pernah menemukannya,” kata bapak satu anak yang masih berusia 4 tahun yang tinggal di Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Bahkan, nasi yang disediakan tidak langsung dalam bungkusan namun jika ada pembeli datang baru diambil dari tempat nasi dan masih dalam keadaan hangat. Pasangan nasi, sebagian besar sama dengan yang disediakan pada angkringan yang lain. Baik itu tahu goring, tempe mendoan, satu telur puyuh, tahu bacam, sate ati, dan lainnya. Begitu juga untuk minuman sama dengan yang lain.

“Saya membuka usaha angkringan ini adalah kesepakatan dengan sang istri dan untuk gorengan maupun lauk pauk ini yang memasak istri sendiri. Yang jelas, meski baru kurang lebih empat bulan berjualan namun jumlah pelanggannya sudah lumayan. Spesialis di angkringan saya ini adalah Nasi Gurih,” tandas lelaki yang ramah ini mengakhiri perbincangannya dengan harian7.com, di lokasi berjualan di daerah Kesongo, Tuntang. (Heru Santoso)

Iklan