Iklan

Iklan

,

Iklan

Status Gunung Merapi Dinaikan Dari Normal ke Waspada

Redaksi
Selasa, 22 Mei 2018, 09:28 WIB Last Updated 2018-05-22T02:28:10Z
Magelang,harian7.com - Gunung Merapi kembali mengalami erupsi pada pukul 01.47 WIB pada Selasa dinihari, 22 Mei 2018. Seperti dikutip dari akun Twitter Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (@BPPTKG), erupsi berlangsung selama tiga menit. Amplitudo seismik maksimum terukur 40 mm.

Seperti diberitakan sebelumnya, sepanjang hari Senin (21/5/2018) setidaknya telah terjadi tiga kali letusan freatik dari Gunung Merapi.
Kini status aktiviitas Gunung Merapi dinaikan dari normal ke waspada per tanggal 21 Mei 2018 pukul 23.00 WIB kemarin.

"Jadi ini sudah menuju ke erupsi magmatik. Ada potensi letusan, tapi kita akan tunggu perkembangannya," ungkap kepala BPPTKG, Dr Hanik Humaidah MSc dalam siaran langsung di Twitter resmi @BPPTKG, Senin (21/5/2018) sekitar pukul 23.25 WIB.

Seperti tertulis dalam surat resmi nomor 271/45/BGV.KG/2018 yang ditandatangani Hanik Humaida tertanggal 21 Mei 2018 disampaikan, suara gemuruh bersamaan dengan erupsi freatik sebanyak tiga (3) kali pada 21 Mei 2018.

Masing-masing terjadi pukul 01.25 WIB durasi 19 menit ketinggian kolom erupsi 700 m, pukul 09.38 WIB durasi 6 menit ketinggian kolom erupsi 1200 m, dan pukul 17.50 durasi 3 menit ketinggian kolom erupsi tidak teramati.

Erupsi freatik yang terjadi pada 21 Mei 2018 terhitung intensif. Erupsi freatik sebelumnya terjadi pada 11 Mei 2018 setelah sekitar 4 tahun tidak terjadi letusan freatik.

Pada minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali gempa vulkanik (VT), 12 kali gempa multiphase (MP), 1 kali gempa tremor, 12 kali gempa guguran (RF), 3 kali gempa letusan, dan 5 kali gempa tektonik (TT).

Gempa guguran yang terjadi pada 20 Mei 2018 pukul 21.30 WIB tergolong besar dan sempat terdengar penduduk.
Pada 21 Mei 2018, kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali gempa vulkanik (VT), 1 kali gempa tremor, 2 kali gempa guguran (RF), 3 kali gempa letusan, dan 3 kali gempa tektonik (TT).

Gempa VT dan Tremor terjadi setelah letusan pukul 17.50 WIB. Gempa Tremor berfrekuensi sekitar 0,2 Hz dengan amplitudo rata-rata 5-10 mm.

Suhu pusat kawah sekitar 85 derajat Celsius, meningkat dari kondisi normal.

Terkait naiknya status aktivitas dari normal kewaspada, BPPTKG merekomendasikan beberapa hal:

1. Kegiatanan Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

2. Radius 3 km dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.

3. Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.

4. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, status aktivitas akan segara ditinjau kembali.

5. Masyarakat diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diimbau tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat. Bisa juga melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No 15 Yogyakarta.

6. Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi Gunung Merapi saat ini kepada masyarakat. (Ady Prasetyo)

Iklan