Iklan

Iklan

,

Iklan

Ahli Falak: Rashdul Kiblat, Begini Cara Menentukan Arah Kiblat

Redaksi
Selasa, 29 Mei 2018, 03:43 WIB Last Updated 2018-05-28T20:45:20Z
Salatiga,harian7.com - Arah kiblat menjadi prasyarat menjalankan ibadah shalat. Di mana pun umat Islam menjalankan ritual keagamaan itu, mereka harus berkiblat ke Kabah di Mekkah. Penentuan arah kiblat tentu tak masalah bagi mereka yang berada di dekat Kabah. Bagaimana memastikan jika berada jauh dari tempat suci.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menetapkan arah kiblat alias posisi lurus dengan Ka’bah di Makkah. Bagi yang mahir ilmu falak, arah kiblat bisa dilakukan dengan menggunakan penghitungan matematis menggunakan rumus segitiga bola atau yang dikenal dengan Spherical Trigonometri dengan mengetahui terlebih dahulu koordinat Lintang dan Bujur, baik Ka’bah maupun lokasi yang akan diukur. Meski agak rumit, cara ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa menunggu waktu-waktu khusus.

Selain dengan cara perhitungan, untuk mengetahui arah Kiblat juga dapat dilakukan dengan cara mencari bayang-bayang matahari ketika matahari di atas Ka’bah. Posisi matahari di atas Ka’bah ini terjadi ketika deklinasi (kemiringan) matahari sebesar lintang tempat Ka’bah (21°25' LU) serta ketika matahari berada pada titik kulminasi atas dilihat dari Ka’bah (39°50' BT).

Tepat pada tanggal 28 mei 2018 (tahun kabisat), Saat di Mekah Matahari di puncak langit Ka’bah yaitu tepat pukul 12.18 waktu makah atau pukul 16.18 waktu indonesia Barat (WIB) Fakultas Syariah IAIN Salatiga lakukan Rashdul Kiblat untuk memastikan ulang arah kiblat masjid kampus II IAIN Salatiga.

Kegiatan tersebut langsung di pimpin oleh M.Rifa Jamaluddin Nasir, M.Si sebagai ahli Falak Nasional yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa, setelah selesai mengukur arah kiblat ia mengatakan bahwa pada tanggal 28 mei ini sangat tepat untuk memastikan ulang arah kiblat dengan Rashdul Kiblat.

"Teknik penentuan arah kiblat menggunakan Rashdul Kiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah,"kata M.Rifa kepada harian7.com, Senin (28/05/2018) sore.

Lebih lanjut M.Rifa menjelaskan, Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga banyak menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya.


"Yang diperlukan hanyalah sebilah tongkat dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya perRashdul Kiblat tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat,"ungkapnya.

M.Rifa juga menghimbau kepada seluruh masyarakat muslim untuk memastikan ulang kiblatnya dengan menyamakan dengan bayangan matahari, termasuk pemakaman muslim pun bisa di cek kiblatnya.(NJ/M.Nur)

Iklan