Iklan

Iklan

,

Iklan

GSRA Komitmen BPN Cilacap Untuk Wujudkan Kurangi Ketimpangan Kepemilikan Tanah & Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 22 April 2024, 22:37 WIB Last Updated 2024-04-22T18:37:05Z

Pewarta : Rusmono|Kaperwil Jateng



CILACAP, Harian7.com
- Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan (ATR/BPN) Kabupaten Cilacap menggelar Gerakan Sinergi Reforma Agraria Nasional (GSRA) Tahun 2024 berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap, di lapangan Bong Cina, Kelurahan Donan, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Senin (22/04/2024).


GSRA ini digelar sebagai bentuk komitmen Kantor ATR/BPN Kabupatrn Cilacap untuk mewujudkan cita-cita dalam upaya mengurangi ketimpangan kepemilikan tanah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 


Pada kesempatan tersebut Kantor ATR/BPN Kabupaten Cilacap bersama seluruh Kantor Pertanahan di Indonesia juga mengikuti kegiatan serentak secara daring yang dipusatkan di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat dengan mendengarkan arahan dari Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono.


Usai mengikuti kegiatan secara daring, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Cilacap, Karsono dalam sambutannya mengatakan, bahwa mumpung ini masih di bulan Syawal, saya mengucapkan selamat hari raya idul fitri, taqqoballahu minna waminkum, minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin.


"Suksesnya GSRA ini merupakan kerja keras tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kabupaten Cilacap yang dipimpin Bapak Bupati. Seperti di RW 13, 14 maupun RW 23 Kelurahan Donan ini. Ini merupakan kerja keras tim GTRA," katanya.


Ia menambahkan, bahwa pelaksananan kegiatan Reforma Agraria ini menjadi wujud bersama mengurangi ketimpangan kepemilikan tanah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 


"Apa yang pernah dilakukan di Kabupaten Cilacap terkait reforma agraria sudah bejalan dengan baik dan sudah banyak yang kita selesaikan, termasuk yang diareal bong Cina Donan yang saat ini menjadi tempat kegiatan, dan lapangan ini yang semula aset dari Yayasan Dharma Mulia, namun kini sudah menjadi aset daerah," jelas Karsono. 


Kita, lanjutnya juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran Pemkab Cilacap, karena sudah menyiapkan anggaran, sehingga tahun 2025 lapangan ini akan bangun ruang terbuka hijau (RTH). 


"Tadi saat daring sudah disebutkan bahwa tanah harus memberikan manfaat yang sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bukan hanya pemerintah meredistribusi tanah kepada masyarakat, tapi setelah itu harus ada kegiatan nyata," tandasnya. 


Menurutnya, kalau tadi di Jawa Barat ada penanaman asparagus, dan pisang kavendis. Di Cilacap juga sudah ada beberapa kegiatan seperti latihan pembuatan kecap, cocofiber, jamur, dan anggrek. 


"Kita berharap dukungan dari BUMN, BUMD dan swasta, karena Cilacap akan tambah maju, manakala kegiatan kegiatan seperti ini didukung oleh kita semua," tegasnya. 


Karsono juga menuturkan, bahwa BPN tidak mempunyai cukup anggaran untuk melaksanakan akses reformnya, kita hanya bicara tentang aset reformnya, sertifikatnya kita yang melakukan, tetapi akses reformnya ini perlu didukung dari jajaran swasta, BUMN, BUMD maupun pihak lainnya. 


"Ini semata mata yang harus kita kerjakan, dan alhamdulillah tahun ini kita akan melaksanakan kegiatan redistribusi tanah di tiga titik yakni RW 23 Kelurahan Donan yang sudah lama sekitar 30-40 tahunan menjadi konflik, dan tahun ini akan dilaksanakan sertifikasi. Kemudian sertifikasi eks perhutani Patimuan di Kaliungu, dan tanah pelepasan HGU PT Rumpun Sari Antan (RSA) di Caruwi, Cipari. Target kita ada sekitar 1.700 sertifikat, dan Cilacap target terbanyak di Jawa Tengah," imbuh Karsono. 


"Saya masih menunggu untuk yang Cimrutu, Bantarpanjang, Pamulihan, Rawajaya, Cilempuyang, dan Rawa Apu yang kurang lebih 1.500 sertifikasi," ungkapnya. 


Begitu nanti ada pelepasan meteri LHK, lanjutnya karena itu kawasan hutan, tapal batas, nanti kami akan gerilya untuk usulkan anggaran kepada masyrakat. Ini tentunya butuh kerja keras. 


"Kita berpikir, kita berprinsip, mari kita lakukan bersama sama, kalau bukan kita siapa lagi yang melaksanakan seperti ini, kalau bukan sekarang waktunya mau kapan lagi kita mau menyelesaikan," tandas Karsono. 


Meski belum tuntas, menurutnya karena kita masih menyisakan tanah Cinyawang yang juga belum selesai, itu juga sudah bukan main lamanya. Terhadap yang sudah diselesaikan tolong dimanfaatkan, dan dioptimalkan.


"Kalau saya lihat di daerah lain sebagai contoh Jogjakarta, Sawah bengkok ditutup dan digunakan untuk lomba voli antar kampung. Mereka tidak mengambil dari hadiah voli, tapi dari parkirnya. Parkir Rp. 2.000,- bahkan Rp. 3.000,- kalau mobil mungkin bisa Rp. 5.000,-," ungkapnya. 


Ia juga menegaskan, bahwa di Cilacapi kita punya lahan yang cukup bagus seperti di BUMDesnya Dharma Mulia Tritih Wetan, mudah mudahan tahun ini bisa digunakan untuk lomba burung, disitu bisa ambil keuntungan dari parkir. 


"Lomba burung disitu, kanan kirinya masyarakat ada yang jual mendoan, karedok, kelapa muda, dan sebagainya, sehingga akan mensejahterakan masyakat sekitar lahan. Tanah sudah disiapkan, tinggal kemauan kita untuk melaksanakan," tutup Karsono. (*) 

Iklan