Iklan

Iklan

,

Iklan

Konsep, Tujuan, dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Admin : Ady Prasetyo
Kamis, 14 April 2022, 22:41 WIB Last Updated 2022-04-14T15:43:09Z
Oleh:

Novia Sari Melati, Mahasiswi INISNU Temanggung


OPINI, harian7.com - Dalam menjalankan roda pendidikan di sebuah sekolah, sangat diperlukan hal yang dinamakan manajemen. Kurangnya pengetahuan pelaku pendidikan tentang manajemen sebuah sekolah dapat menyebabkan tidak kondusifnya sebuah instansi jika dilihat dari tata cara pengaturan keberjalanan sebuah instansi tersebut. Maka dari itu, artikel ini dibuat guna mengetahui bagaimana konsep, tujuan, serta manfaat manajemen berbasis sekolah.


Konsep MBS

Ensiklopedia (Komarudin, 1979) menyebutkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mencapai tujuan dengan bantuan sejumlah sumber dengan cara efektif dan efisien. Secara etimologi, istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris management. Kata management sendiri berasal dari kata manage yang artinya mengurus, mengatur, dan mengelola. 


Manajemen juga memiliki tiga arti umum, yaitu manajemen sebagai proses, manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, dan manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai ilmu pengetahuan. 


1. Manajemen sebagai Proses

Dalam pengertian ini, artinya bahwa manajemen adalah sebuah fungsi dalam mencapai sesuatu dengan bentuk melakukan kegiatan. Adapun kegiatan tersebut diawasi oleh orang yang berkepentingan atas adanya kegiatan tersebut.


2. Manajemen sebagai Kolektifitas Orang-Orang yang Melakukan Aktivitas Manajemen

Kolektif artinya adalah bersama-sama. Adapun menyangkut pengertian ini adalah bahwa manajemen merupakan suatu kegiatan bersama-sama atau aktivitas bersama- sama dalam suatu lembaga tertentu. Dengan kata lain, aktivitas yang dilakukan dalam sekolah oleh para pengajar secara bersama – sama juga dapat disebut dengan manajemen.


3. Manajemen sebagai Suatu Seni (Art) dan sebagai Ilmu Pengetahuan

Adanya pengertian ini karena dalam manajemen seseorang atau kelompok dapat melakukan metode sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki dan penerapan dari manajemen tersebut juga dapat menghasilkan pertambahan ilmu pengetahuan bagi seorang yang menerapkan manajemen tersebut.


Dengan adanya beberapa definisi tentang manajemen diatas maka dapat dimengerti bahwa proses manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam bentuk evaluasi yang dilakukan oleh pihak yang berperan sebagai supervisor dalam lembaga pendidikan tertentu. Adanya proses manajemen ini sebenarnya pada setiap lembaga dan organisasi telah terlaksana. Sedangkan pembahasan dalam artikel ini, lebih menekankan tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagai salah satu metode yang dipilih dan dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Sebenarnya ruang lingkup dari manajemen pendidikan bukan hanya menyangkut pendidikan formal seperti sekolah, tetapi manajemen pendidikan juga dapat menyangkut pendidikan di luar sekolah seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, kejar paket, dll.


Menurut Departemen Pendidikan Nasional, manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah sebagai model manajemen yang memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada sekolah dan menimbulkan adanya pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat anatar semua pihak sekolah meliputi kepala sekolah, para guru, wali murid sebagai upaya meningkatkan mutu sekolah yang berpedoman pada kebijakan pendidikan nasional.


Dengan adanya beberapa definisi tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) maka dapat dimengerti bahwa pada dasarnya pemerintah menginginkan sistem pendidikan di daerah dijalankan dengan secara mandiri yang kegiatan tersebut melibatkan beberapa elemen yang ada dalam lingkungan sekolah tersebut.


Tujuan MBS

Secara umum, tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.


Adapun beberapa poin utama dari tujuan MBS sendiri dapat dikategorikan menjadi tiga poin utama, yaitu:

1. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite/majelis madrasah dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk peningkatan mutu sekolah.

2. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite/majelis madrasah dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat.

3. Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam membantu peningkatan mutu sekolah.


Manfaat MBS

Manajemen berbasis sekolah (MBS) memberi keuntungan dalam aspek ekonomi, professional, politis, administrasi yang efektif, keuntungan finansial, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas sekolah.


Pertama, keuntungan ekonomi diperoleh sekolah ketika memahami logika berikut: MBS mempercayai sekolah sebagai pengambil keputusan. Sekolah seharusnya menjadi pihak yang paling memahami situasi dan kondisi, kebutuhan, dan langkah taktis lembaganya, karena mereka memiliki data lengkap. Keputusan yang harus diambil terkati dengan pengembangan sekolah dan bagaimana siswa akan diarahkan. Mereka yang paling bisa mengambil keputusan yang paling mengena. Keputusan yang berbasis sekolah makin mampu melayani dan makin bisa menangkap aspirasi siswa dan guru. Keputusan itu seharusnya efektif dan efisien sehingga berbiaya murah dan memberi dampak signifikan. Itulah keuntungan ekonomi yang didapat.


Kedua, aspek profesional. MBS memungkinkan keputusan diambil berdasarkan situasi dan kebutuhan sekolah. Itulah keputusan profesional. MBS yang melibatkan partisipasi guru menjadikan sebuah keputusan diambil secara integratif (menyangkut seluruh aspek termasuk kurikulum, pedagogi, proses, dan intake siswa). MBS yang melibatkan insan utama sekolah menjadikan mereka makin termotivasi dan makin memiliki komitmen. Betapa berartinya MBS yang mendorongnya peningkatan dalam pelaksanaan profesionalisme.


Ketiga, aspek politis. MBS mengusung kepemimpinan yang partisipatif dan menjadikan situasi sekolah lebih stabil. MBS menjadikan sekolah makin mandiri dalam banyak aspek dan seharusnya tidak membebani atau menjadi beban bagi pemerintah atau lembaga tertentu. Kalau sekolah tidak stabil, biaya atau harga yang harus dibayar, atau taruhannya, terlalu besar.


Keempat, keuntungan efisiensi. MBS mendorong pengaturan sumber daya yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan. Sekolah paling mengetahui keadaan, kebutuhan, dan langkah taktis yang harus diambil, termasuk terkait dengan SDM.


Kelima, aspek keuangan. MBS bisa menjadi kesempatan dan peluang bagi sekolah untuk bisa memperoleh dukungan dana lokal. MBS yang melibatkan orangtua dan insan sekitar sekolah menjadi kesempatan untuk mendorong komitmen bagi mereka untuk ambil bagian dalam macam-macam kegiatan pengembangan. MBS yang baik terbukti mendorong makin banyak donasi baik uang, tenaga, maupun resources lain.


Keenam, prestasi siswa. MBS yang melibatkan guru dan orangtua dalam pengambilan keputusan, bisa menciptakan iklim kerja yang mendorong prestasi siswa. Guru dan siswa akan makin termotivasi dalam melaksanakan proses belajar mengajar karena memiliki otoritas dalam melangkah dan kesempatan berkreasi.


Ketujuh, akuntabilitas. Melibatkan guru, orangtua dan pihak terkait dalam pengambilan keputusan dan pelaporan dapat mendorong support mereka untuk makin termotivasi dalam melakukan perbaikan sekolah. Orang-orang tersebut makin termotivasi karena merasakan bahwa suara mereka didengarkan. Langkah itu bisa menciptakan efisiensi biaya dan menurunkan beban biaya.


Kedelapan, MBS menjadikan sekolah makin efektif. Sekolah menjadi makin efektif karena empat hal:

1. Kepemimpinan makin kuat. MBS mendorong pemimpin sekolah dipilih menggunakan kriteria transparan. Rencana perbaikan sekolah dikembangkan sesuai konteks lokal. Resources sungguh digunakan untuk sekolah.

2. Guru makin kompeten dan berkarakter. Sekolah punya otoritas untuk membuat perubahan kurikulum dan metodenya. Guru bertanggung jawab penuh dalam rencana pengembangan sekolah. Guru dievaluasi oleh pimpinan sekolah setempat. Sekolah punya otoritas untuk menentukan training apa yang dibutuhkan guru. Hal-hal itulah yang memperkuat guru.

3. Fokus dalam pembelajaran makin meningkat. Fokus sekolah makin baik karena sesuai konteks dan kebutuhan. Informasi terkait proses dan pembelajaran bisa makin transparan.

4. Tanggung jawab akan hasil lebih baik. MBS mendorong sekolah memikirkan pentingnya hasil dan tidak berhenti pada proses.


Sekolah semua pihak yang terkait dengan pengelolaan sekolah memperhatikan aspek-aspek di atas agar MBS yang begitu menguntungkan pengembangan dan prestasi sekolah tidak ragu untuk dilaksanakan dengan maksimal. (*)

Iklan