Iklan

Iklan

,

Iklan

Kukuhkan Forum Komunikasi Pokdarwis Kota Salatiga, Valentino T. Haribowo Sebut Wisata Salatiga Ibarat Putri Cantik Yang Tertidur Pulas

Redaksi
Jumat, 09 April 2021, 17:49 WIB Last Updated 2021-04-09T10:49:18Z
Pengukuhan FK Pokdarwis Salatiga, Kadin disbudpar Valentino T. Haribowo dan Ketua FK Pokdarwis Wido Murwad.


Penulis : Fera Marita


SALATIGA,harian7.com - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga mengukuhkan terbentuknya Forum Komunikasi ( FK ) Pokdarwis Kota Salatiga untuk masa bakti 2021-2026 pada Kamis ( 8/4/21 ). 


Saat ini di Salatiga sudah berdiri 7 kelompok sadar wisata ( pokdarwis ) dari 7 kelurahan yaitu Kauman Kidul, Tegalrejo, Noborejo, Blotongan, Kecandran, Salatiga dan Tingkir Lor. Valentino T. Haribowo selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga menyebutkan bahwa dengan dikukuhkannya FK Pokdarwis ini bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan  pokdarwis yang ada di Salatiga. 


"FK ini sangat strategis untuk memfasilitasi kebutuhan pokdarwis. Karena Juli mendatang sudah dicanangkan sebagai titik tolak kebangkitan pariwisata nasional maka dari itu kita juga harus bangkit. Di Salatiga itu ada potensi budaya dan 17 sub sektor ekonomi kreatif dan saat ini baru ada 7 pokdarwis yang ada disini. Kalau bisa dengan adanya FK ini bisa mendorong kelurahan yang lain untuk membentuk pokdarwis," papar Tino 


Tino juga mencontohkan bahwa di Salatiga ada kelurahan yang memiliki potensi wisata yang sudah diakui secara nasional akan tetapi belum memiliki pokdarwis. 


"Kelurahan Ledok yang penghasil olahan singkong itu sudah berhasil membuat Salatiga diakui sebagai kota ekraf dan sekarang sedang diusulkan menjadi kota ekraf dunia melalu unesco. Tapi saat ini mereka belum memiliki pokdarwis. Ini sangat disayangkan," ujar Tito. 


Tito menambahkan bahwa pariwisata adalah sektor yang paling mudah mendatangkan uang dengan multiplayer efek di berbagai sektor. Untuk itu pokdarwis harus bisa berpikir secara out of the box dalam pengembangan pariwisata karena saat ini kompetitor dari daerah lain sedang berlomba-lomba dalam pengembangan destinasi wisata. 


"Wisata di Salatiga itu seperti putri cantik yang sedang tertidur pulas. Kita banyak memiliki potensi tapi belum dikembangkan dengan maksimal. Si Talang Kauman Kidul, punya potensi  luar biasa dan akan menjadi sabuk emas pariwisata di Salatiga,"ungkapnya.


Ditambahkan Tino, Inisiasi swasta sudah bergeliat di Si Talang. Karena itu mereka  harus bisa memanfaatkan inisiasi Taman Wisesa dan Watu Rumpuk untuk dikoneksitaskan ke wisata yang ada di Si Talang. Lalu ada Noborejo yang menjadi the rising star dengan pertanian berbasis wisata. 


Selain itu disana  banyak kawasan industri, jadi pokdarwis harus pandai melihat ini untuk dikembangkan sebagai tourism industrial. Lalu   di Tegalrejo dengan budaya dan ekrafnya bahkan ada embrio salatiga kreatif disana. Adalagi Blotongan dengan pasar tegalan yang unik dan khas, Kecandran dengan produk olahan pertanian dan Tingkir Lor dengan konveksi, kerajinan bedcover, sprei, kuliner dan juga makam Gus Wahid yang berpotensi sebagai wisata religi. Sedang di Salatiga ada kali wedhok, kali lanang dan Pancuran. 


"Jika ini dikelola dengan baik akan bisa menggerakkan sadar wisata dan membangun jejaring kemitraan,"tandas Tino. 


Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pokdarwis Salatiga, Wido Murwadi menjelaskan bahwa dengan keberadaan FK Pokdarwis ini bisa membawa nama baik Salatiga khususnya di bidang pariwisata dan budaya. 


"Kami akan bisa eksis jika ada kolaborasi dengan berbagai pihak seperti dari akademisi, HPI dan ekraf yang lainnya. Pokdarwis siap bermitra dengan siapa saja. Agar kami bisa menghasilkan karya yang nantinya bisa dikenang oleh generasi selanjutnya. Cita-cita kami adalah mewujudkan Salatiga sebagai kota tujuan wisata bukan sekedar kota transit," ungkap Wido. 

Foto bersama disela acara.


Lasti Nur Satiani Dosen Fakultas  Interdisiplin Progdi Destinasi Pariwisata UKSW mengungkapkan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan pokdarwis yang ada di Salatiga. 


"Kita siap mensupport sebagai pendamping dan mentor. Hal ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM di pokdarwis. Selain pendampingan kita juga membantu dalam pengembangan sebagai contoh, di Kecandran punya potensi pertanian nanti bisa kita arahkan ke fakultas pertanian. Jika ada makrap untuk mahasiswa baru maka kita bisa merekomendasikan lokasi di Salatiga karena selama ini kita selalu memilih lokasi di luar wilayah Salatiga," terang Lasti. 

Anggota FK Pokdarwis Salatiga bersama HPI Salatiga dan Dosen Fakultas Interdisiplin Progdi Destinasi Pariwisata UKSW.


Senada dengan hal tersebut, Hendro perwakilan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia ( HPI ) Salatiga juga mengungkapkan bahwa HPI siap berkolaborasi dalam peningkatan kualitas SDM pokdarwis. 


"HPI memiliki program pendampingan CSR untuk pelatihan guiding, public speaking, hospitality dan lain sebagainya. Kami siap bersinergi bersama untuk membangun pariwisata di Salatiga. Khususnya untuk memasarkan pariwisata di kota Salatiga," pungkas Hendro. 


Acara yang di gelar di Gedung Pertemuan Daerah ( GPD ) Jln. Pemuda No 3 Salatiga tersebut juga dihadiri oleh HPI Salatiga, Asita, Ekraf dan 7 lurah asal pokdarwis.(*)

Iklan