Iklan

Iklan

,

Iklan

BPNT di Cilacap Muncul Polemik, Ada Penerima Mengaku Beras Tidak Layak Konsumsi

Redaksi
Kamis, 22 April 2021, 02:22 WIB Last Updated 2021-04-21T19:24:10Z
Kondisi beras tidak layak konsumsi.


Laporan: Rusmono

Editor: Iwan Setiawan


CILACAP,harian7.com - Lagi-lagi ditemukan beras tidak layak konsumsi dalam program Bantuan pangan non tunai (BPNT). Temuan tersebut terungkap adanya warga Desa Jetis Kecamatan Nusa Wungu Kabupaten Cilacap, mengungkapkan bahwa didapati beras yang tidak sesuai dengan standar atau tidak layak konsumsi.


Lebih lanjut dikatakan warga penerima manfaat (KPM), jika beras yang diterimanya berwarna kuning dan hancur."Berasnya sangat jelek kualitasnya. Seharusnya jika dengan indeks harga Rp 9.450 / kg kualitasnya bagus dan layak konsumsi, tetapi kenyataanya jelek. Kalau begini bisa saja hanya menguntungkan pihak suplayer / mafia beras yang bermain,"ucap YM diamini warga lainya.


KS, ditempat terpisah juga menyampaikan hal serupa, jika sudah lama beras BPNT ini tidak sesuai standar  kualitasnya."Warnanya ,kuning, hancur, dan berbau apek. Baru saya buka di rumah beras yang saya terima kurang bagus kualitasnya tutur,"tuturnya saat ditemui harian7.com baru baru ini.


Menanggapi hal tersebut, PR sebagai agen penyalur BPNT atau E -waroeng Desa Jetis membenarkan hampir kurang lebih 198 karung yang telah di bagikan ke KPM kualitasnya buruk.


"Berasnya memang buruk, ini bisa di lihat seperti beras lama dari Bulog," katanya PR sembari menunjukan sample (contoh) beras yang diambil dari salah satu karung yang di buka.

Istimewa.


Ditempat yang berbeda harian7.com, juga mengkonfirmasi KS,  agen E - Warung mengungkapkan,"Betul kualitas beras itu kurang baik namun apalah daya, saya cuma warung kecil yang harus nurut sama aturan atasan,"terangnya.


Ketua Paguyuban E - Warung  se Kabupaten Cilacap, Sukardi menyampaikan, Diduga ada oknum dari Dinsos dan dari Bulog  yang ikut bermain di dalam program BPNT di Kabupaten Cilacap.


"Dengan kondisi tersebut, masyarakat memohon kepada dinas sosial ke depannya lebih ketat ,mengontrol dan mengawasi semua komoditi yang akan di bagikan, supaya masyarakat tidak menjadi korban dan hanya akan menguntungkan pengusaha ataupun suplaiyer,"tandasnya.



Mendapati informasi warga ,harian7.com mencoba menelusuri kebenaran tersebut. Dan hasilnya sangat memprihatinkan. Rata-rata masyarakat menyebut jika beras yang diterimanya tidak layak konsumsi.


Sementara sampai berita ini diturunkan, pihak dinas terkait belum bisa dikonfirmasi.(*)


Iklan