Iklan

Iklan

,

Iklan

Bersama Masyarakat, Polsek Widodaren 'Gropyok' Tikus, Begini Jelasnya?

Redaksi
Rabu, 21 April 2021, 00:22 WIB Last Updated 2021-04-20T17:22:20Z
Istimewa.


Laporan: Salsabila | Kontributor Ngawi


NGAWI,harian7.com – Kerusakan tanaman padi akibat serangan tikus sawah selalu menjadi fenomena yang menakutkan bagi petani, seperti hal nya yang di rasakan masyarakat atau petani di Desa Widodaren, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.


Menyikapi hal itu, Bhabinkamtibnas bersama masyarakat Widodaren mengadakan kegiatan gropyokan tikus dan melarang pemasangan jebakan tikus dengan aliran listrik.


Gropyokan tikus dilakukan Selasa, 20 April 2021 berlokasi di Persawahan Dsn.Widodaren Kidul Ds.Widodaren mulai pukul 07.30 WIB sampai selesai.


Giat tersebut dihadiri Sekcam Widodaren, Kasi Trantib Ari Nugroho, Kapolsek Widodaren AKP Munaji, S.H, Danramil Widodaren Kapten CBA Ahmad Mubangit, Kades Widodaren Woko Suprianto, BKTM Desa Widodaren Bripka Herfin Aris.K, Babinsa Desa Widodaren Serda Joko Priyatno, Kelompok Tani, dan Masyarakat Desa Widodaren.


Adapun metode yang dilakukan yakni, dengan mencangkul sarang tikus yang menganga di tanggul sawah dan sebagian lubang tikus itu dilakukan pengasapan. Begitu tikus keluar, petani dan dibantu masyarakat beramai-ramai mengejar dan memukul dengan alat yang sudah mereka siapkan.


Kapolsek Widodaren, AKP Munaji  mengatakan,dengan giat ini semoga mampu terjalin kemitraan antara Polri dengan warga atau petani untuk tidak memasang jebakan tikus dengan aliran listrik. Selain itu, bersama-sama untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan menciptakan situasi yang aman kondusif di lingkungan masing-masing sehingga masyarakat terhindar dari penyebaran virus Covid-19.


“ Kita lukan gropyokan tikus ini agar mampu membasmi tikus yang selama ini meresahkan petani di wilayah ini dan tidak menggunakan aliran listrik ya karena sudah banyak sekali korban meninggal akibat tersetrum,” ungkapnya.


AKP Munaji menambahkan bahwa kami juga menghimbau masyarakat yang berpartisipasi dalam gropyokan tikus ini untuk tetap mematuhi protocol kesehatan, terutama saling jaga jarak dan memakai masker.


Meskipun gropyokan tikus ini dilakukan secara bergerombol akan tetapi dilakukan dengan tetap mematuhi protocol kesehatan dengan cara melakukan 5M dimana semua nya harus Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, Menjaga jarak, Memakai masker, Menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas atau bepergian.


Sementara salah satu petani, Wagiyo mengatakan, gropyokan tikus harus terus dilakukan secara berkala, sebab dengan cara ini dianggap lebih efektif untuk membasmi tikus dalam jumlah banyak dan juga aman bagi masyarakat atau petani sendiri karena tidak menggunakan aliran listrik.


“ Gropyokan tikus ini harus tetap berjalan terus, lumayan banyak tadi tikus yang bisa di basmi,” ujar Wagiyo.(*)

Iklan