Iklan

Iklan

,

Iklan

Rekaman Video Keluarga Pasien Marah - Marah Karena Pasien Positif dan Negatif Dicampur, Ini Tanggapan Direktur RSUD Nganjuk

Redaksi
Kamis, 14 Januari 2021, 02:07 WIB Last Updated 2021-01-13T19:07:14Z
Foto tangkapan layar.



Laporan: Indra | Kontributor Ngawi


NGANJUK,harian7.com - Sebuah rekaman video  terkait  pelayanan di Instalasi Gawat Darurat ( IGD) Rumah Sakit Umum Daerah ganjuk tentang pasien yang diduga rapid antigen positif  Covid 19 dicampur dengan negatif mendadak viral setelah diunggah di media sosial facebook baru - baru ini.


Dalam rekaman tersebut,  keluarga pasien bernama Yulma  marah-marah dan menuding perawat dan petugas IGD RS Nganjuk lantaran pasien rapid antigen positif dicampur dengan pasien negatif. Dalam video tersebut, menduga jika telah menutupi informasi keberadaan pasien yang dikumpulkan jadi satu pada jam yang sama yakni  ada tiga pasien di ruang IGD dengan pasien positif.


Yulma saat dihubungi melalui telepon seluler nya Selasa (12/01/2021), membenarkan bahwa ada pasien negatif asal Nganjuk yang sedang dirawat dicampur jadi satu dengan saudaranya  yang statusnya pasien positif di ruang IGD.


“Kelakuan Ngawur petugas dan perawat IGD Nganjuk, hasil lab positif pukul 23.00 WIB sampai jam 05.30 WIB masih tetep dikumpulkan jadi satu, seandainya tidak ditegur dengan keras pasien tidak segera ditangani. Kami menunggu hasil pemeriksaan yang lebih pasti dan bukan bermaksud menutupi informasi. Untuk memberi rasa tenang kepada masyarakat,” ucap Yulma dengan suara keras sambil menuding petugas dan perawat di UGD


Dengan permasalahan itulah, pihaknya bersama anggota keluarga memutuskan untuk melakukan pemantauan.“Pemerintah kerja keras hindari penularan, masak petugas dan perawat IGD Nganjuk seperti ini, kondisi tenda yang dipasang diluar semuanya hanya sebagai tameng saja, coba dicek mas.. semuanya kosong, ada dengan RSUD’Nganjuk ini,” katanya.


Terpisah, Wakil Direktur RSUD Nganjuk Dr Tien ketika dikonfirmasi awak media lewat telpon menjelaskan, memang benar terjadi komplain dari keluarga pasien namun itu semua cuma miss comunikasi saja.  Sebab RSUD Nganjuk inikan habis 'Lock Down' jadi untuk tenaga dan sumber daya manusia ( SDM) nya  saat ini sangat terbatas.


" Pasien tidak ditelantarkan tapi memang proses penanganannya harus lebih detail dan terverifikasi, kita tidak bisa langsung memutuskan bahwa pasien ini positip karena harus benar benar teliti dan jeli, sedang pegawai kita untuk yang bagian Radiologi dan Rongsen saat itu baru melepas pakaian APD ( alat pelindung diri) sekitar jam 24;00 malam tadi terang Dokter Tien."


"Untuk pasien yang dikomplainkan itu datang sekitar jam 19;10 selain pemeriksaan fisik juga di lef dan ketika hasil lefnya jadi itu baru bisa ditentukan pasien itu positip apa negative karena ruang Radiologi kita juga sudah kita pisahkan antara Radiologi tempat covid dan bukan tempat covid,"terang Dr Tien.


Pasien masuk RSUD malam dan kejadiannya pagi sekitar pukul 08.00 wib karena banyaknya yang terkonfirmasi didalam rumah sakit kita sebagai tenaga medis harus extra hati hati apalagi petugas Radiologi sendiri sangat terbatas.


 "Untuk pasien yang negatif dan yang positip sudah ada tempatnya sendiri cuma petugasnya sama, menurut dokter Tien untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD)  itu saja sudah memakan waktu karena harus benar benar aman,"ungkapnya.


"Seharusnya klarifikasi, karena kondisi rumah sakit SDM nya terbatas lantaran sebagian pegawai ada yang isolasi mandiri dan ada yang sedang menjalani perawatan.Jadi screning pasien benar benar kita saring dan diharapkan pasien mau mengikuti aturan rumah sakit, kenapa kok dia merasa ditempatkan campur dengan orang lain,"tandasnya.


  "Itu karena sebelum di screming kita tidak bisa menvonis orang itu positif apa negatif dan sebenarnya kita tidak anti kritik selagi demi kemajuan dalam pelayanan rumah sakit,"pungkas Dr Tien.(*)

Iklan