Iklan

Iklan

,

Iklan

Menelisik Keunikan Anak Berambut Gimbal di Lereng Gunung Merbabu

Admin : Ady Prasetyo
Sabtu, 30 Januari 2021, 18:26 WIB Last Updated 2021-01-30T11:29:02Z

 

Kevin (3) seorang anak laki-laki berambut gimbal sehingga terlihat seperti anak perempuan.

Penulis : Ady Prasetyo | Kabiro Kedu


MAGELANG, harian7.com  - Bukan hanya diwilayah pegunungan Dieng Wonosobo dan tempat lainya, anak - anak berambut gimbal atau yang biasa disebut "Gombak" oleh sebagian warga di lereng gunung merbabu memang sangat unik bila ditelisik, pasalnya tumbuhnya rambut tersebut secara alami tidak bisa dibuat maupun ditolak, 


Seperti yang dialami Bocah laki-laki bernama Kevin (3) anak dari pasangan Tiah Budi Rahayu dan Muh Kholid Asal Dusun Klimahan Desa Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang yang sejak bayi berumur beberapa bulan rambutnya sudah nampak menggumpal sulit diurai.


Ada kepercayaan dari para sesepuh di wilayah tersebut bahwa rambut yang tumbuh seperti itu agar dibiarkan jangan dicukur dahulu karena bila di potong bisa menjadikan anak tersebut menderita sakit-sakitan. Apabila mau dipotong harus diadakan prosesi selamatan 'Gombakan' (Memotong Rambut Gimbal).


Menurut Giman (70) warga setempat, terlebih dahulu diadakan doa bersama dan ruwatan baru kemudian pemotongan rambut dilakukan oleh seorang dukun bayinya atau seorang ulama yang diberi kepercayaan. Jelasnya pada Sabtu, (28/01/21).


Selain memanjatkan doa, kegiatan seperti ini juga diadakan acara kenduri yang dilengkapi sejumlah sesajen, jajan pasar, ketan wajik, jenang, tumpeng, ingkung, nasi sayur maupun lainnya. Tak hanya itu, adapula sebuah tangga berjalan yang terbuat dari batang tebu dan pisang raja.


" Tradisi pemotongan rambut gimbal merupakan sebuah  tradisi yang sudah  turun temurun sejak dari nenek moyang kami, tidak ada batasan umur kapan rambut gombaknya harus dipotong, namun nanti setelah orangtuanya sudah mempunyai rezeki baru akan melaksanakan pemotongan gombak tersebut " Paparnya. 


Biasanya, Setelah selesai dipotong rambut gimbalnya hingga bersih, kemudian si anak dituntun ibarat berada di sebuah pasar dengan berjalan keliling di sekitar sajen dan jajan pasar yang tersedia sambil dipayungi. Selanjutnya anak tersebut dipersilakan memilih jajanan yang disukainya. 



Setelah si anak memilih makanan yang diambilnya, kemudian si dukun mengangkat kaki si anak tersebut untuk dinaikan ke tangga yang terbuat dari pisang dan tebu. (*)

Iklan