Iklan

Iklan

,

Iklan

Plt Kadisdikbud Jateng : Guru Tetap Semangat Mengajar Peserta Didik di Masa Pandemi

Redaksi
Sabtu, 28 November 2020, 14:17 WIB Last Updated 2020-11-28T10:04:26Z

Ketiga narasumber saat menghadiri talk shows dalam rangka hari guru nasional ke 76, dia aula kantor disdibut di Provinsi Jateng. Foto (M. Taufiq/harian7.com)


Penulis  : M.Taufiq | Editor : Andi Saputra


SEMARANG, Harian7.com - Tanggal 24 dan 25 November 1945 silam, merupakan salah satu tanggal bersejarah dalam langkah pergerakan guru dan pegawai pendidikan Indonesia. Karena pada tanggal tersebut, telah diselenggarakannya Kongres Guru Indonesia di Surakarta, sebagai bentuk keseriuasan para kalangan guru untuk ikut serta berjuang menuju kemerdekaan Indonesia yang penuh. 


Lalu, berdirilah Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI. Berikutnya, melalui Keputusan Presiden (Keppres) nomor 78 tahun 1994, tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional. Bukti negara memberi rasa hormat dan menaruh rasa harap kepada guru dalam mencerdasakan para penerus bangsa. 


Tiada hari kita lalui tanpa mendengar seruan mengenai pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara. Beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 menimpa Indonesia di awal 2020, jargon “Revolusi Industri 4.0” digaungkan tanpa henti di media dan para stakeholder tak kunjung berhenti bicara mengenai pentingnya “revolusi” ini segera diimplementasikan dalam semua lini kebijakan negara, termasuk, dan mungkin terutama, di sektor pendidikan. 


Nah, perhatian terhadap sector pendidikan saat ini tidak hanya kepada siswa, tapi juga kepada guru, yang diluncurkan melalui program Merdeka Belajar, sejalan dengan peringatan Hari Guru Nasional 2020.


Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. 


Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. Intinya, semua guru harus berpikir secara mandiri. 


Nadiem menyebut, pembelajaran tidak akan terjadi jika hanya administrasi pendidikan yang akan terjadi. Padahal jika kita tengok ke belakang, peran guru sangat besar dalam memajukan pendidikan di tanah air. Termasuk dalam upaya mewujudkan kemerdekaan. Jadi, peran guru sebenarnya sangat besar. Lalu, bagaimana upaya agar guru-guru bisa merdeka belajar?


Nah, Bagaimana implementasinya ? Semua akan kita bahas dalam diskusi Prime Topic kali ini. Yang pasti, seperti kata Ki Hajar Dewantara, bahwa “pendidikan adalah usaha kebudayaan berasas keadaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan”.


Plt. Kadisdikbud Prov. Jateng, Dr. Padmaningrum menuturkan bahwa tujuan yang inhin dicapai Hari Guru Nasional karena kita berhadapan dengan covid 19 terkait dengan peserta didik, guru tetap semangat mengajarkan kepada siswanya bagaimana pembelajaran tehadap peserta didik dimasa pandemi ini tidak bosan, menjadikan senang," ucapnya.


Bagaimana pembelajaran yang ada menumbuhkan sesuatu kebahagiaan bagi siswa. Di hari guru, guru tetap semangat dan berkarya serta berinovasi terhadap permasalahan permasalahan pendidikan yang ada di jateng.


Dengan merdeka belajar ini, bagaimana kita melihat dalam kondisi sekarang guru bisa mengajar dimana saja dan murid bisa belajar dimana saja tetapi dengan merdeka belajar komitmennya dengan Pak Gubernur Jateng bahwa anak usia di jateng harus sekolah sehingga bagsimana kita memberikan isue berpendidikan terhadap isue isue anak bisa tercover karena putus sekolah dan tidak sekolah di jateng masih cukup banyak,imbuh Padma.


Bagaimana siswa bisa belajar melogikakan merdeka.belajar bagi anak anak kita, sehingga ada terobosan terobosan sesuao dengan arahan dari gubernur agar kita juga punya kelas virtualengatasi terkait APS yang ada dijateng.


Menurut padma dalam melihat permasalahan guru di jateng kalau kita melihat tantangan merdeka belajar direvolusi industri 4.0 permasalaham.kita pada teknologi, dengan teknologi.kita bisa belajar,dengan teknologi kita bisa membuka dunia , kita bisa kemana saja. Dari itu maka merdeka belajar ini dalam kondisi apapun kita bisa belajar dimana saja,'' pungkasnya saat menjadi nara sumber pada acara talk show dalam rangka Hari Guru Nasional ke-76 Tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan tema " Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar " ynag disiarkan langsung MNC Trijaya FM di Aula Ki Hajar Dewantara  Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, jalan Pemuda 134 Semarang,Jumat( 27/11). 


Sementara itu anggota Komisi E DPRD Jateng,Yudis Indras W. memaparkan kondisi guru dijateng kita lihat standar pendidik dan tenaga kependidikan itu minimal 6, ini menunjukkan kurang bagus spapun terjadi peningkatan, namun banyak hal yang perlu didorong dan diperbaiki," ujarnya.


Menurut Yudis bicara merdeka belajar posisi dipengajar harus reaktif dari kondisi dimana tadinya guru itu terstruktur tibs tiba dimerseka belajar guru diberi kebebasan. Ini butuh sebuah kreatifitas sebush value untuk sebuah pemahaman. Standar pendidik dan tenaga kependidikan harus tinggi karena disitulah sksn muncul hasil anak didik.yang baik," katanya.


Sebenarnya kalau mencermati merdeka belajar saat ini dicanangkan diakhir 2019 setelah ditetapkan Mendikbud sebagai arah pendidikan,ternyata 2020 masuklah covid-19 bahkan bapak gubernur saja merubah RPJM, dalam merdeka belajar pendidikan sekarang dilaksanakan lewat daring karena pandemi," pungkas Yudis.


Pada kesempatan sama Ketua Dewan Pembina PGRI Jateng, Widadi mengatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi mamusia bweiman,bertaqwa cerdas dan trampil mandiri.


Guru pendidik itu menghantar anak supaya potensinya berkembang dan setiap anak itu istimewa pasti punya kelebihan dalam keadaan apapun dibanding yang lain," tuturnya.


Kelebihan inilah yang harus dikembangkan ,oleh karena itu suasana pembelajaran supaya efektif intinya taman, sekolahpun taman, Ki Hajar Dewantara mengatakan sekolah itu taman tempat yang menyenangkan meskipun ada aspek pengaturannya tetap merasa merdeka.


menurut Widadi orang yang bisa menciptakan suasana yang menyenangkan harus bahagia, maka gurunya harus bahagia. Guru harus dibahagiakan orang tua siswa, dibahagiakan oleh birokrasi dan aturan aturan yabg mengatur dia.


Ketua Dewan Pendidikan Jateng, Prof. Rustono menambahkan bahwa merdeka belajar itu.merupakan konsep Mendikbud sebelum pandemi merdeka belajar artinya untuk diberi kebebasan untuk memilih jurusan, memilih model belajar yang disukai, memilih guru yang disukai diantaranya," ucapnya.


Sekolah juga harus merdeka, kampus juga harus merdeka, sekolah memberikan kebebasan sebagai.otonom lembaga pendidikan mendorong peserta didik menguasai berbagai ilmu membiarkan oeserta.didik dalam merdeka belajar dan juga menyelengarakan akreditasi. 


Program merdeka belajar ini ternyata berhadapan dengan pandemi covid-19. Oleh karena itu dengsn prinsip sehat dan selamat merdeka belajar tetap kita ikuti sedapat dapatnya sehingga menekan resiko kecil pandemi," tutup Rustono.

Iklan