Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) |
SEMARANG,harian7.com
- Jawa Tengah kembali menorehkan prestasi dalam hal penurunan angka kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penurunan angka kemiskinan tertinggi
periode Maret-September 2019 ada di Jawa Tengah.
Pada
periode itu, penurunan angka kemiskinan di Jateng mencapai angka 63.830 jiwa.
Angka ini jauh melebihi pencapaian Jawa Timur (56.250 jiwa), Nusa Tenggara
Barat (30.280 jiwa) dan Papua (25.410 jiwa).
Secara
persentase, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah turun dari 10,80 persen
(Maret 2019) menjadi 10,58 persen (September 2019). Penurunan sebesar 0,22 poin
ini masih kalah dibanding Papua yang persentase poinnya mencapai 0,98 persen,
meskipun secara jumlah Jawa Tengah lebih unggul.
Dengan
adanya hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik kabar
itu. Namun, dirinya merasa masih belum puas dan meminta seluruh jajarannya
lebih getol memberantas kemiskinan.
"Mudah-mudahan
ini hasil kerja keroyokan bersama yang kami lakukan. Namun rasanya, targetnya
harus tetap dipicu untuk dinaikkan lagi dengan jumlah penurunan angka
kemiskinan yang lebih besar," kata Ganjar saat menghadiri rapat dengan
Perkumpulan Aparatur Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) di Kabupaten
Semarang, Rabu (15/1/2020).
Ganjar
menambahkan,untuk meningkatkan penurunan angka kemiskinan, ke depan pihaknya
akan melakukan banyak strategi. Selain politik anggaran, sejumlah kebijakan
akan diarahkan pada program prioritas pengentasan kemiskinan.Salah satunya
dengan skema baru dalam Musrenbang. Tahun ini, konsep Musrenbang akan diubah
dan lebih menonjolkan tentang tema, kreasi dan inovasi khususnya dalam hal
pemberantasan kemiskinan.
"Kalau
usulnya infrastruktur, silahkan dikirim lewat elektronik saja. Tapi saat
musrenbang yang keliling itu, saya minta sesuai tema, kreasi dan inovasi yang
dimiliki. Misalnya inovasi penurunan angka kemiskinan, pengelolaan desa, Bumdes
dan lainnya. Sehingga, usulan-usulan dalam Musrenbang itu dapat menyelesaikan
kemiskinan," terangnya.
Selain
politik anggaran melalui APBD, Ganjar juga akan mengoptimalkan berbagai potensi
lain untuk keroyokan penanggulangan kemiskinan. Misalnya Baznas, CSR,
filantropi dan program lain seperti Satu OPD Satu Desa Miskin.
"Nanti
akan kami kembangkan, mengajak perguruan tinggi, perusahaan, TNI/Polru untuk
membina masing-masing minimal satu desa. Kami juga akan membangun sistem,
sehingga diharapkan jauh lebih cepat," paparnya.
Disinggung
terkait peran Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen dalam program pengurangan angka
kemiskinan, Ganjar mengatakan sangat puas. Taj Yasin menurutnya memiliki
kinerja yang sangat bagus.
"Gus
Yasin itu sangat rajin ngurusi kemiskinan, kami memang sepakat untuk membagi
tugas itu. Kami sering komunikasi dengan Kemensos dan Wapres terkait soal data.
Kami ingin data ini pasti, ya dia miskin dan diberikan treatment apa, agar
semua tepat sasaran. Sambil kami mendorong agar mereka yang mendapat program
subsidi dari pemerintah, yang sudah mampu mau mengundurkan diri dan diberikan
kepada yang lebih berhak,”pungkasnya.(Din/hms jtng)