Jabar, harian7.com - Kobaran api yang melahap areal hutan di kawasan Gunung Ciremai tepatnya di pada koordinat S 6°54'08.8", E 108°24'04.3" ± 100 m di atas Blok Sanghiyang Ropoh.
Dari informasi diterima harian7.com, Hingga Sabtu, (10/8/2019) upaya pemadamanpun terus dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), meskipun upaya pemadaman sempat terganggu lantaran Helikopter yang dikirim untuk membantu mengalami sedikit kerusakan setelah melakukan pengeboman air pada pukul 07.22 dan 10.00 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo melalui releasenya kepada harian7.com mengatakan, Karena sedikit mengalami kerusakan, maka operasional helikopter jenis Bell 412SP tersebut sementara waktu dihentikan hingga proses perbaikan selesai.
"Helikopter pengeboman air sementara di hentikan untuk di perbaiki,"katanya.
Lanjut Agus Wibowo, untuk titik lokasi yang terbakar, berdasarkan pantauan dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan masih ditemukan titik api pada koordinat S 6°54'08.8", E 108°24'04.3" ± 100 m di atas Blok Sanghiyang Ropoh dan Sanghiyang Rangka dengan kondisi cuaca cerah berawan, angin bertiup dari arah Barat ke Timur dengan kecepatan 3,4 -3,5 m/sec.
Sedangkan berdasarkan pantauan dari Desa Garatengah Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, terdapat kepulan asap di sebelah utara Puncak Gunung Ciremai.
"Dari pantauan udara dari Heli Bell 412SP, kawasan habitat edelweiss yang belum terbakar berada di lokasi antara Jalur Pendakian Linggarjati dan Jalur Evakuasi Setianegara,"ungkapnya.
Untuk itu, masih kata Agus, personel yang terlibat dalam penanganan kebakaran hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah sebanyak 205 orang berasal dari unsur BPBD Kuningan, TNI, TNGC, POLRI, BNPB, BPBD Prov. Jabar, MPGC Palutungan, MPGC Linggarjati, MPGC Linggasana, masyarakat dan volunteer pecinta alam yang tersebar di sejumlah titik.
"Selain helikopter yang sempat mengalami kerusakan, kendala lain yang menghambat jalannya proses pemadaman ialah perubahan arah angin yang memicu meluasnya kebakaran hutan lahan dan membuat loncatan bara api. Selain itu lokasi kebakaran yang berada di atas ketinggian 2600 – 3078 Mdpl juga membuat tim kesulitan dalam menjangkau titik api,"terangnya.
Agus Wibowo menambahkan, Untuk rencana pemadaman selanjutnya akan kembali dilakukan besuk hari Minggu, 11 Agustus 2019 menggunakan helikopter water boombing dengan kapasitas 1000 liter yang direncanakan pada pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB.
"Upaya pemadaman secara manual masih dilakukan dengan dibantu oleh tim pemantau dari puncak Gunung Ciremai dan Tim Dorongan Logistik yang didampingi oleh BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat,"pungkasnya. (Dinda)
Dari informasi diterima harian7.com, Hingga Sabtu, (10/8/2019) upaya pemadamanpun terus dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), meskipun upaya pemadaman sempat terganggu lantaran Helikopter yang dikirim untuk membantu mengalami sedikit kerusakan setelah melakukan pengeboman air pada pukul 07.22 dan 10.00 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo melalui releasenya kepada harian7.com mengatakan, Karena sedikit mengalami kerusakan, maka operasional helikopter jenis Bell 412SP tersebut sementara waktu dihentikan hingga proses perbaikan selesai.
"Helikopter pengeboman air sementara di hentikan untuk di perbaiki,"katanya.
Lanjut Agus Wibowo, untuk titik lokasi yang terbakar, berdasarkan pantauan dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan masih ditemukan titik api pada koordinat S 6°54'08.8", E 108°24'04.3" ± 100 m di atas Blok Sanghiyang Ropoh dan Sanghiyang Rangka dengan kondisi cuaca cerah berawan, angin bertiup dari arah Barat ke Timur dengan kecepatan 3,4 -3,5 m/sec.
Sedangkan berdasarkan pantauan dari Desa Garatengah Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, terdapat kepulan asap di sebelah utara Puncak Gunung Ciremai.
"Dari pantauan udara dari Heli Bell 412SP, kawasan habitat edelweiss yang belum terbakar berada di lokasi antara Jalur Pendakian Linggarjati dan Jalur Evakuasi Setianegara,"ungkapnya.
Untuk itu, masih kata Agus, personel yang terlibat dalam penanganan kebakaran hutan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah sebanyak 205 orang berasal dari unsur BPBD Kuningan, TNI, TNGC, POLRI, BNPB, BPBD Prov. Jabar, MPGC Palutungan, MPGC Linggarjati, MPGC Linggasana, masyarakat dan volunteer pecinta alam yang tersebar di sejumlah titik.
"Selain helikopter yang sempat mengalami kerusakan, kendala lain yang menghambat jalannya proses pemadaman ialah perubahan arah angin yang memicu meluasnya kebakaran hutan lahan dan membuat loncatan bara api. Selain itu lokasi kebakaran yang berada di atas ketinggian 2600 – 3078 Mdpl juga membuat tim kesulitan dalam menjangkau titik api,"terangnya.
Agus Wibowo menambahkan, Untuk rencana pemadaman selanjutnya akan kembali dilakukan besuk hari Minggu, 11 Agustus 2019 menggunakan helikopter water boombing dengan kapasitas 1000 liter yang direncanakan pada pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB.
"Upaya pemadaman secara manual masih dilakukan dengan dibantu oleh tim pemantau dari puncak Gunung Ciremai dan Tim Dorongan Logistik yang didampingi oleh BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat,"pungkasnya. (Dinda)