“Dengan pencanangan ‘Kancil Batik’ ini, diharapkan seluruh sekolah di Kota Salatiga segera membentuk Kancil Batik. Bahkan, secepatnya aktif melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus (menguras, menutup dan memanfaatkan kembali barang bekas plus mencegah gigitan nyamuk). Langkah ini, akan meningkatkan partisipasi anak-anak baik di sekolah maupun di rumah untuk turut menjaga lingkungan yang bersih dan bebas dari nyamuk,” jelas H Muh Haris.
Ditambahkan, bahwa kegiatan PSN yang dilaksanakan secara rutin maka akan menaikkan angka bebas jentik serta menurunkan angka kejadian kasus demam berdarah (DB). Untuk itu, keberhasilan penanggulangan DBD diperlukan partisipasi yang akomodatif, fasilitatif dan kerjasama dari masyarakat dan swasta, serta kerjasama lintas sektor yang terpadu, terarah dan berkesinambungan.
Selain itu, masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus, mengaktifkan kembali gerakan Jumat Bersih, aktifkan Pokjanal DBD di tingkat RT/RW. Bahkan, apabila terjadi kasus DBD maka secepatnya melaporkannya ke puskesmas terdekat.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah SKM MKes menyatakan, dari data Kementerian Kesehatan, bulan Februari 2019 tercatat jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia mencapai 20.321 orang. Untuk Jateng berada pada peringkat ke lima, provinsi terbanyak penderita DBD.
“Khususnya di Kota Salatiga hingga akhir Februari 2019 ada 36 kasus positif DBD yang dilaporkan. Ini adalah kejadian luar biasa. Pada tahun 2018 lalu, jumlah kasus DBD terlaporkan ada 29 kasus dan tahun 2017 ada 18 kasus. Juga, telah ditetapkan Kota Salatiga dalam status siaga DBD,” terang Siti Zuraidah.
Dalam tiga tahun berturut-turut dapat dipetakan 8 kelurahan sebagai daerah endemis DBD yaitu Kelurahan Dukuh, Tegalrejo, Sidorejo Lor, Mangunsari, Ledok, Kauman Kidul, Tingkir Lor, serta Kecandran.
Usai apel bersama itu, Wakil Walikota Salatiga H Muh Haris beserta Forkopimda menebar ikan pemakan jentik nyamuk di Kolam Air Mancur di Bundaran Tamansari. Kemudian, menyebar larvasida di tanaman-tanaman yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. (Heru Santoso)