Iklan

Iklan

,

Iklan

Kota Salatiga Harus Bisa Wujudkan ‘Salatiga Park’ dan Wisata Pendidikan

Redaksi
Kamis, 10 Januari 2019, 21:06 WIB Last Updated 2019-01-10T14:09:58Z
SALATIGA, harian7.com – Sudah saatnya, Kota Salatiga mulai berpikir secepatnya memiliki tempat wisata baru, khususnya wisata pendidikan. Karena, Kota Salatiga salah satunya adalah menjadi Kota Pelajar/Pendidikan. Wisata pendidikan tersebut dapat dijadikan sebagai laboratorium sehingga ke depan Salatiga tetap menjadi kota yang hidup. Demikian dikatakan Drs Kasmun Saparaus MSi, Caleg DPR RI asal Partai Demokrat – Dapil Jateng 1 Nomor 4 kepada harian7.com, Kamis (10/1/2019) siang.

        “Lihat saja perkembangan kabupaten sebelah yaitu Kabupaten Semarang yang lebih maju di bidang pengembangan pariwisata. Kota Salatiga harus dapat belajar dari situ, paling tidak harus berani mewujudkan ‘Salatiga Park’ yang pernah digagas dan dibahas bahkan sudah ada DED-nya beberapa tahun lalu. Sehingga, sangat sia-sia hanya berakhir pada pembahasan saja dan tidak ada wujud nyata pembangunannya,” kata Kasmun.

        Menurut mantan Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga ini, bahwa apabila dilakukan perencanaan yang matang, Kota Salatiga dapat mewujudkan ‘Salatiga Park’ maupun ‘wisata pendidikan’. Bahkan, pernah pula digagas dan dibahas pembangunan ‘wisata religi’. Namun, dirinya mempertegas dengan pembangunan ‘tempat ibadah bersama’ untuk semua agama yang ada di Salatiga ini.

        “Dua pembangunan wisata baru di Salatiga itu, saya kira dapat benar-benar diwujudkan. Selama ini saya nilai banyak perencanaan, namun tidak pernah terwujud dan dalam perjalanannya hilang begitu saja. Untuk itu, pihak eksekutif dan legislatif harus lebih konsentrasi dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya dan harus dapat mewujudkannya. Dengan diwujud-nyatakan wisata religi itu, maka akan semakin memperkuat Kota Salatiga sebagai Kota Toleran, yang sekarang ini berada pada nomor dua nasional,” terang mantan Dosen FKIP UKSW Salatiga.

        Dengan diwujudkannya pembangunan wisata religi tersebut, maka keberagaman agama di Salatiga dapat semakin menyatu dan rukun. Dimana, di satu wilayah disediakan tempat ibadah untuk semua agama yang ada di Kota Salatiga ini. Dilokasi tersebut, ada bangunan gereja/kapel, masjid, pura maupun bangunan untuk agama yang lain.

        “Terus terang, saya menyayangkan Kota Salatiga hingga kini masih gencar bangun trotoar dan gorong-gorong saja. Padahal, daerah sebelahnya sudah gencar membangun wisata-wisata baru. Meski, semua itu yang membangun para investor pendatang. Kota Salatiga harusnya, mencoba ramah investor khususnya yang dapat mengembangkan wisata baru,” ujarnya.

        Belum lagi, semakin banyaknya bangunan atau gedung mangkrak, ini harusnya mendapat perhatian serius dari pohak eksekutif dan legislatif. Lihat saja, pembangunan GOR yang mangkrak, pembangunan Pasar ‘Sapi’ Rejosari, pembangunan Pasar Jetis ini tidak mangkrak namun boleh dikatakan hanya setengah-setengah saja melakukan pembangunannya, dan masih banyak lagi bangunan mangkrak yang hingga kini tidak tertangani dengan profesional. (Heru Santoso)

Editor : M.Nur

Iklan