 |
| Ilustrasi. |
UNGARAN | HARIAN7.COM - Kisah mesum di Pondok Pesantren ternyata tak hanya ada dalam kisah fiksi. Pasalnya baru baru ini mencuak disejumlah pondok pesantren perbuatan cabul yang dilakukan oleh oknum kyai terhadap santriwatinya.
Seperti halnya di Kabupaten Semarang, belum lama ini juga terjadi perbuatan cabul yang dilakukan oleh oknum kiai dan kasusnya saat ini sudah ditangani Polres Semarang.
"Kami turut prihatin. Seorang Kiai yang seharusnya menjadi contoh dan panutan, namun justru menjadi monster perusak masa depan,"ungkap Shodiq, ketua harian ICI Jawa Tengah, Rabu (22/3/2023).
Shodiq menuturkan, belum lama kasus pencabulan yang terjadi di salah satu Ponpes di Ungaran hilang dari ingatan, perbuatan cabul kembali terjadi di lingkup pesantren.
"Dua hari yang lalu kita mendapat keluhan sejumlah korban yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh guru mengajinya,"tutur Shodiq.
Sodik menjelaskan, berdasar pengakuan korban, peristiwa itu terjadi di salah satu Pondok Pesantren di wilayah Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
"Jadi sejumlah korban mengaku telah mendapat perlakuan tak pantas (Pelecehan seksual) oleh ST seorang kiai atau guru mengajinya,"jelasnya.
Aksi bejat ST dilakuan terhadap para santriwatinya saat usai acara mujahadah. Dan itu terjadi tidak hanya dengan satu orang. Bahkan ada beberapa santriwatinya setelah dicabuli lalu dinikahi siri.
"Untuk memastikan kami ICI Jateng lalu menggali informasi ke masayarakat dan korban lainya. Ternyata Ponpes itu semi padepokan. Dan sebagian korban santriwatinya yang juga mahasiwi di salah universitas ternama di Salatiga,"terangnya.
Ditanya lebih lanjut, Shodiq mengungkapkan,"Sementara itu yang dapat kami sampaikan. Kami masih mengumpulkan keterangan. Nanti jika lengkap kami akan melapor ke Polisi,"pungkasnya.
Sementara, sejumlah korban yang enggan disebutkan namanya saat ditemui harian7.com, mereka mengaku seperti orang tak berdaya saat dicabuli."Kami itu kaya orang ling lung dan nurut saat dicabuli SP,"ucapnya.
Sampai berita ini diturunkan, SP belum bisa dikonfirmasi. (Ndi)
Berita sebelumnya:
