Iklan

Iklan

,

Iklan

Sempat Menjadi Primadona, Kini Harga Love Bird Anjlok, Awang: Saya Tetap Bertahan Meski Harganya Anjlok

Redaksi
Rabu, 10 Juni 2020, 20:45 WIB Last Updated 2020-06-10T14:46:33Z
Awang Sugiyarto saat memamerkan lovebird pamungkasnya.(Foto: doc Awang)

Penulis: M.Nur

SALATIGA,harian7.com - Geliat pasaran burung terasa dan begitu menjanjikan. Dalam satu bulan bisa menghasilan  jutaan rupiah hanya dari beternak burung.

Bahkan ternak burung tidak hanya sekedar hobi melainkan menjadi ladang mencari rezeki. Pasalnya ternak burung lovebird selain tidak butuh ruang yang luas juga lebih irit pakan dan hasilnya menjanjikan.

Membaca peluang tersebut Awang Sugiyarto (41) warga Jalan Kaswari No 102 RT 03 RW 09 Klaseman Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Sejak tahun 2013 lalu ia menekuni ternak burung Kenari Yorkshire. Pundi-pundi rupiahpun ia raih hingga merubah nasib. Namun seiring berjalannya waktu, sekitar dua tahun yakni pada tahun 2015 banting setir beralih beternak burung lovebird.


"Karena saat itu peminat Kenari Yorkshire agak menurun, maka beralih ternak burung lovebird mas. Tentunya alasan saya beralih karena membaca peluang. Saat itu burung lovebird harganya cukup fantastis,"kata Awang saat ditemui harian7.com, Rabu (10/6/2020).

Ratusan piala trophy yang pernah diraih.

Diungkapkannya, awal mula mengawali ternak burung Lovebird dengan modal Rp 15 juta dan tiap bulannya bisa menjual sekitar 20 sampai 30 ekor bahkan lebih.


"Ternak burung yang saya namai Ken Yu Wang BF ini perbulan bisa menghasilkan Rp 6 hingga 9 jutan. Dan setiap satu ekornya dibandrol dengan harga Rp 200 hingga Rp 300 ribu,"ungkap Awang.


Tak hanya itu, lanjut Awang, selain dijual  juga ada jenis lovebird yang memang ditangkar untuk lomba suara (kekekan). Untuk yang jenis itu harga jualnya dan lebih mahal.

"Kalau kekekan anaknya itu untuk anakan harganya bisa jutaan. Tapi untuk memproduksi atau menangkar burung  lomba tentunya butuh perawatan yang super ekstra,"ungkap Awang.


Dijelaskan Awang, untuk jenis burung Lovebird lomba miliknya juga sudah sering meraih juara dan mencetak prestasi serta meraih ratusan piala trophy.


Menurut Awang,  menangkar Lovebird buat mencetak anakan ke lomba tidak perlu banyak, sedikit yang penting fokus agar kualitas anakannya sesuai dengan yang diharapkan.


Ketika ditanya suka duka ataupun kesulitan ternak Lovebird Awang menuturkan, kesulitan yang pertama adalah perjodohan.  Ketika pertama membeli lovebird saya tidak punya pengalaman bagaimana cara menjodohkan jantan sama betina namun bermodal keterangan dari rekan - rekan penangkar  dan langsung membeli Lovebird Jantan dan betina dari kios burung, kemudian selama 3 jam penjemuran berbeda kandang saya tidak sabar dan langsung memasukkan kedalam satu kandang.

"Dijemur itu katanya teman teman maksudnya biar cepet jodoh dan mulai breeeding. Alhasil rupanya jurus tersebut berhasil juga sampai lovebird yang saya beli kawin,"ungkapnya.


Dibeberkan Awang, selain itu hal paling memilukan saat burung ternaknya terserang penyakit."Biasanya saat pergantian musim, banyak burung lovebird yang terserang penyakit bahkan banyak yang mati,"bebernya.


Ketika ditanya apakah saat ini ternak burung lovebird masih menguntungkan seperti dulu, Awang mengungkapkan, saat ini untuk harganya berangsur - angsur turun. Setelah sempat booming, kini harga jual lovebird makin merosot harganya.

"Harganya mulai anjlok, tidak seperti dulu saat booming yang harganya mencapai selangit. Dulunya burung dengan warna hijau atau Green Fischeri bisa mencapai Rp 2 jutaan per ekor. Namun sekarang, harganya menurun drastis menjadi Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per ekor,"terangnya.

Awang tak menampik, merosotnya harga burung lovebird memang sangat berimbas bagi para peternak. Bahkan saat ini banyak yang mulai gulung tikar. Hal ini setelah harga milet putih atau makanan pokok burung lovebird naik di tingkat pengecer.

"Kini sebagian sudah saya jual. Bahkan sekitar 140 burung yang pernah juara 1 - 2 - 3 beserta tropy saya jual. Terlebih masa pandemi ini, harga semakin merosot. Kini saya hanya memelihara antara 15 sampai 20 pasang indukan,"pungkasnya.(*)

Iklan