Iklan

Iklan

,

Iklan

Buntut Penangkapan Avik oleh Densus 88, Muhtarom : “Anak Saya Itu ‘nDableg’ dan Sering Posting Video ISIS di Medsos”

Redaksi
Kamis, 04 Oktober 2018, 00:24 WIB Last Updated 2018-10-03T17:26:54Z
SALATIGA, harian7.com – Melihat banyaknya orang dengan wajah asing mendatangi rumahnya dan ditangkapnya anak kandungnya oleh polisi, tidak membuat dirinya kaget. Bahkan, dirinya mengaku hal itu merupakan pembelajaran bagi anaknya yang selama ini dinilainya nakal dan bandel. Demikian diungkapkan Muhtarom (55) warga Gang Durian RT 03 RW 01, Banyuputih Timur, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga kepada harian7.com, Rabu (3/10).

          “Saya tidak kaget saat ditelpon istri untuk segera pulang, karena dirumahnya kedatangan banyak orang. Sampai di rumah memang benar benar banyak orang yang baginya merupakan wajah-wajah asing. Hal itu terkait ditangkapnya anak saya Avik Rizal Fatah (25) oleh Tim Densus 88 Mabes Polri, diduga akibat sering memposting video-video yang berkaitan dengan faham radikal di media sosial (medsos). Sebelumnya, saya sudah berkali-kali memperingatkan akan ulahnya itu, namun tidak pernah digubris,” terang Muhtarom, ayah kandung Avik.

          Menurutnya, Avik yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara itu ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri di Jalan Diponegoro, tepatnya di depan SD Negeri 1 Sidorejo Lor, Kota Salatiga. Penangkapan terhadap bujangan yang kesehariannya sebagai penjual sepatu secara online ini, diduga terkait dengan paham radikal. Diakuinya, selama ini anak kandungnya itu memang terkenal nakal dan bandel. Bahkan, dirinya berkali-kali memperingatkan agar tidak memposting video-video yang berisi faham-faham radikal maupun kekerasan di media sosial (medsos).

“Jujur saja, saya berulang kali memperingatkan dan melarang anak saya agar tidak menyebarkan (memposting) video yang isinya berhubungan erat dengan aksi terorisme atau pun ISIS. Itu semua karena bertentangan dengan agama maupun ajaran Islam. Namun, peringatan, teguran bahkan nasehat saya ini tidak pernah digubris. Anak saya tetap saja mempostingnya di medsos,” kata Muhtarom kepada harian7.com ketika ditemui di rumahnya, Rabu (3/10).

          Selain dirinya, adik kandung Avik, yang bernama Ali Farhan (20) juga sering menasehati kakaknya untuk hormat dan taat kepada ayahnya. Namun, saran dan nasehat itu hanya didengar saja, dan Avik tetap saja ‘ndableg’ dan tetap melawan jika dinasehati maupun diberi peringatan atau teguran oleh orangtuanya.

          “Karena bandelnya dan ‘ndablegnya’ Avik, akhirnya saya tarik dari MTS Negeri Salatiga dan saya masukkan ke ke salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di daerah Meteseh, Tembalang, Kota Semarang. Penangkapan terhadap anak saya ini, saya nilai sebagai sebuah pembelajaran bagi Avik,” tandas Muhtarom, yang kesehariannya berjualan kacamata di Pasar Raya Salatiga. (Heru)

Berita sebelumnya:
Tim Densus 88 Mabes Polri Bekuk Terduga Teroris di Salatiga

Iklan