Iklan

Iklan

,

Iklan

Pengukuhan dan Pembaretan Infanteri 540 Siswa Diksacabpaif Angkatan 91 Tahun 2018

Senin, 10 Desember 2018, 17:03 WIB Last Updated 2018-12-10T10:03:01Z
Cilacap, Harian7.com –Wadan Pussenif Kodiklat AD Brigjen TNI M Saleh Mustofa, Senin (10/12/2018) resmi menutup Pendidikan Dasar Kecabangan Perwira Infanteri (Diksacabpaif) Tahun 2018 di area 70 pantai Teluk Penyu, Cilacap.

Penutupan ditandai upacara tradisi Pembaretan dan Pengukuhan Korps Infanteri kepada 540 siswa Dikcabpaif Angkatan 91 Tahun 2018 yang terdiri dari siswa Akmil sebanyak 128 orang dan 412 siswa Reguler.

Hadir dalam penutupan tersebut, Deputi I BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Gubernur Akmil, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Mayjen TNI Horison, Kasdam X, Brigjen Kasuri, Brigjen TNI Purnomo, Waaslog Mabes TNI Brigjen TNI Kasim Genawi, Brigjen Anang Dwitono, Brigjen TNI ( Purn) Sulendra, para pejabat Kodiklat dan Mabes TNI, dan unsur Forkopimda Kabupaten Cilacap.

Amanat Danpussenif yang dibacakan Brigjen TNI M. Saleh Mustofa mengatakan, selaku Danpusenif Kodiklat beserta seluruh keluarga besar Corps Infanteri mengucapkan selamat atas keberasilan dan kesuksesan penyelenggaraan latihan Yudha Wastu Pramuka tahun 2018, karena Latihan Yudha Wastu Pramuka dan tradisi pembaretan merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalan hidup seorang prajurit Infanteri.

Kegiatan ini memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan diantara sesama Corps Infanteri serta merupakan salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para prajurit Infanteri dalam rangka mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi prajurit Infanteri yang handal dan selalu berhasil disetiap pertempuran darat, sehingga harapan saya tujuan dan sasaran kegiatan latihan khususnya pada para pelaku latihan dapat diraih dengan baik.

"Dengan telah disahkannya penggunaan baret Infanteri ini, menuntut para prajurit sekalian untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan fisik dengan didukung semangat juang jiwa korsa kebanggaaan yang tinggi terhadap kecabangan Infanteri sebagai bekal pengabdian terhadap Negaraan kita tercinta," kata Danpusenif.

Tradisi pembaretan dan penyematan baret kualifikasi Yudha Wastu Pramuka merupakan suatu pengakuan dan penghargaan bagi para siswa. Baret dan brivet Infanteri adalah lambang kehormatan bagi prajurit Infanteri sebagai Queen of the Battle.

“Prajurit infanteri memiliki kemampuan hebat dan handal untuk bergerak disetiap bentuk dan medan pertempuran baik hutan, gunung, rawa laut, sungai dan pantai,” tegasnya.

Beberapa hal yang harus dipedomani dan dilaksanakan sebagai prajurit Infanter, menurutnya harus terus meningkatkan kualitas, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME sebagai landasan moral pengabdian demi keutuhan Korps Infanteri dan kejayaan angkatan darat.

“Wujudkan jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional serta perkokoh kemanunggalan TNI rakyat dengan senantiasa mengamalkan sapta marga, sumpah prajurit dan 8 wajib TNI,” tandas Danpussenif.

Pegang teguh kode etik perwira ‘Budi Bhakti Wira Utama’ dan pertanggung jawabkan arti silang senjata serta seloka Yudha Wastu Pramuka dimanapun kalian bertugas. Tingkatkan kemampuan dan olah keprajuritan guna mewujudkan satuan infanteri yang handal dan profesional dengan belajar dan berlatih dalam suasana gembira penuh semangat dan menyenangkan.

“Pelihara jiwa korsa dan tumbuhkan kebersamaan diantara prajurit infanteri melalui kedekatan dan komunikasi atara pemimpin dan bawahannya. Kepatuhan, ketaatan, loyalitas kedinasan harus ditanamkan di dalam diri pasukan Infanteri. Kalian sudah mencium pataka infanteri, maka tugas kalian harus menjaga korps infanteri. Negara menanti pengabdianmu sebagai Perwira infanteri," pungkasnya

Diakhir kegiatan, Wadanpussenif bersama seluruh Perwira Tinggi lainnya menyematkan baret dan brivet Yudha Wastu Pramuka, diikuti oleh para orang tua siswa dan keluarga dan selanjutnya foto bersama. (Rusmono)

Iklan