Iklan

Iklan

,

Iklan

Panen Padi di Bancak, Menteri Pertanian : Kabupaten Semarang Harus Jadi Penggerak Peningkatan Produksi

Redaksi
Selasa, 28 Februari 2023, 01:54 WIB Last Updated 2023-02-27T18:54:26Z

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melakukan panen padi di lahan milik kelompok tani, Dusun Krasak Desa Boto, Bancak, Kabupaten Semarang, Senin (27/2). 


UNGARAN | HARIAN7.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan panen padi di lahan milik kelompok tani “Pangudi Tani” Dusun Krasak Desa Boto, Bancak, Kabupaten Semarang, Senin (27/2). 


Didampingi Bupati Semarang H Ngesti Nugraha, Mentan SYL menaiki alat mesin pertanian, Combine Harvester dan memanen padi dengan cepat. 


Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Penggunaan alat ini angka loses panen hanya sekitar 3-5 persen dan bandingkan dengan menggunakan sabit bisa mencapai 11 persen lebih. 


"Saya berharap pertanian di Kabupaten Semarang menjadi motor penggerak laju peningkatan produksi pertanian di Jawa Tengah. Sekaligus mempertahankan kapasitas pertaniannya sebagai salah satu lumbung padi nasional," ujarnya. 


Menurutnya, Dengan tingkat produksi panen rata-rata enam ton gabah kering panen (GKP) per hektar dan ketersediaan beras nasional akan aman. 


"Tahun lalu, berdasarkan data BPS, produksi beras nasional mencapai angka tertinggi dalam 77 tahun terakhir. Tercatat 32 juta ton beras tersedia dengan konsumsi per tahun mencapai sekitar 30 juta ton," jelasnya. 


“Pertanian masih menjanjikan keuntungan bagi para petani. Hanya saja mutu budidaya paska panen dan pemasarannya harus ditingkatkan,” tegas SYL.


Bupati Semarang, H.Ngesti Nugraha menuturkan, Pemkab Semarang telah memulai program pemurnian tanah pertanian. Caranya dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia dan menggunakan pupuk organik. 


Dia menambahkan, Langkah itu ternyata mampu menaikkan tingkat produksi panen per hektar. Saat menggunakan pupuk kimia, rata-rata hasil panen mencapai 6,6 ton GKP per hektar. Setelah dikurangi separuhnya, hasil panen malah meningkat menjadi 8,8 ton GKP. 


"Luasan lahan pemurnian tanah akan terus ditambah untuk mengembalikan kesuburan tanah. Sekaligus meningkatkan jumlah produksi panen," ujarnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Peternakan Ketahanan Pangan, Wigati Sunu mengatakan, panen raya padi di Desa Boto di lahan seluas kurang lebih 50 hektar dari total lahan 250 hektar. 


Pada bulan Februari ini, lanjutnya, lahan pertanian yang memasuki masa panen seluas 3.198 hektar. Sedangkan pada Maret mendatang diperkirakan lahan panen seluas 3.689 hektar


"Sedangkan produksi per hektar mencapai 6,7 ton gabah kering panen per hektar. Disebutkan hamparan sawah yang siap panen dan luas ini menjadi salah satu pertimbangan dilaksanakan panen raya oleh Menteri Pertanian," pungkasnya. (Andi Saputra) 

Iklan