Iklan

Iklan

,

Iklan

Dua Minggu Waktu Pembuatan Tanggul Pantai Lengkong Yang Terdampak Abrasi

Selasa, 30 November 2021, 19:04 WIB Last Updated 2021-11-30T13:54:05Z
Pewarta : Rusmono (Kaperwil Jateng)
Editor     : Abdurrochman


CILACAP, Harian7.com
- Dua.minggu waktu yang diberikan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) untuk pembuatan tanggul darurat di pantai Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap yang terdampak abrasi karena cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.


Mengejar waktu tersebut, BBWS SO kerahkan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Pemuda Pancasila (PP), dan personel Kodim 0703/Cilacap bersama masyarakat sekitar saling bahu membahu dan bergotong royong lakukan kerja bakti pembuatan tanggul untuk meringankan pekerjaannya, Selasa (30/11/2021).


Kepala Dinas PSDA, Saeful Hidayat, S.IP, S.T, M.M, mengatakan, kalau masalah pembuatan tanggul darurat, itu memang dibatasi sekitar dua minggu. Jadi kita laksanakan secepatnya, dan kalau bisa selama dua minggu harus sudah selesai.


"Kalau belum selesai kita minta perpanjangan, soalnya masalah ini semuanya untuk warga guna mengamankan masyarakat, khususnya nelayan yang kemarin tanggulnya jebol di pantai Lengkong," katanya.


Ia menambahkan, bahwa tanggul darurat ini dengan panjang 300 meter, ada yang 200 meter, dan ada yang lebih panjang. Intinya kami dari dinas PSDA, khususnya Pemerintah Kabupaten Cilacap, sifatnya partisipatif. Karena, dalam kegiatan ini kami tidak punya anggaran, kami hanya punya tenaga. 


"Tenaga kami tenaga Unit Pengelola (UP) irigasi dan sungai yang ada, semua saya kerahkan kesana untuk membantu penanggulangan tanggul yang jebol. Dari memasukan pasir ke dalam karung, kemudian membuat trucuk bambu dan lain lain," jelasnya.


Menurutnya, dinas PSDA kontribusinya hanya tenaga, dan sudah koordinasi Lurah dan warga setempat, TNI Polri, BPBD serta tokoh masyarakat. Cilacap. Mudah mudahan nanti dengan bertambahnya tenaga untuk bisa membantu penanggulangan tanggul jebol itu bisa segera teratasi.


"Dengan catatan tenaga sukarelawan tersebut secara rutin bisa tersedia setiap hari," tegas Saeful.


Kemarin, lanjutnya dari Balai Besar menargetkan waktu antara 10 sampai 14 hari selesai. Dan 8 hari dikerjakan sudah memperlihatkan hasil. Mudah mudahan segera selesai. Andai kata belum selesai, kami akan usulkan untuk diperpanjang lagi yang penting bisa terselesaikan dan masyarakat bisa terselamatkan.


"Untuk PT S2P PLTU Cilacap memberikan kontribusi 8 ribu bambu, kalau dari PSDA tenaga dan kantong kandi, Geo bag dari BBWS SO, plastik dari tokoh masyarakat, dan jika kurang, nanti dari BPBD juga akan memberikan kandi," ujarnya.


Ia menandaskan, bahwa dalam penanganan tanggul darurat ini, kami tidak melihat bahwa ini menjadi kewenangan siapa, tapi yang kami lihat adalah bagaimana caranya menyelamatkan masyarakat.


"Mudah-mudahan tahun 2022 anggaran konstruksi tanggul permanen itu turun, sehingga akan segera dilakukan perbaikan. Karena gelombang laut itu sulit diukur, mudah mudahan tidak terjadi gelombang yang besar yang dahsyat seperti kemarin," harapnya.


Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi mengatakan, bahwa saat ini, titik tanggul yang semula jebol sepanjang 200 meter, dan pada Oktober 2021 lalu bertambah menjadi 1.000 meter. 


"Kegiatan ini upaya untuk memperkuat tanggul, agar banjir rob tidak menyerang warga saat air laut pasang," katanya. 


Menurut Wijonardi, jika kita terlambat menangani, maka ini akan semakin meluas, karena La Nina masih akan berlangsung hingga Februari 2022. 



“Sudah ada kegiatan pendahuluan pembuatan tanggul. Hari ini kita sampai beberapa hari kedepan dan sempurnakan dengan pemasangan pancang bambu. Ditargetkan dua minggu selesai," tandasnya.


Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Serayu Opak, Wisnu Widoyono mengatakan, bahwa dalam waktu dekat akan melakukan kajian terkait penanganan abrasi Pantai Lengkong dan Kemiren. 


“Kita daftar skala prioritas yang berkaitan dengan pengamanan masyarakat, memanfaatkan, sarana dan sebagainya,” pungkas Wisnu. (*)


Iklan