Iklan

Iklan

,

Iklan

Gerakan Feminis, Kesetaraan Gender

Redaksi
Sabtu, 21 Desember 2019, 04:19 WIB Last Updated 2019-12-22T03:25:03Z
Penulis: Fitriani Simbolon Mahasiswa Fakultas Teologi UKSW

Salatiga,harian7.com - Feminis adalah gerakan perempuan yang memperjuangakan kesederajat-an hak antara laki-laki dan perempuan dalam peran dan martabatnya sebagai manusia. Sebelum gerekan feminis ini berhasil Kaum wanita dianggap lemah dan tidak dapat melakukan hal seperti yang kaum laki-laki dapat lakukan. Memanusiakan perempuan yang telah lama menderita dan tertindas oleh situasi atau struktur ingin merubah pemikiran masyarakat, dan membuat para wanita juga memiliki hak yang sama dengan hak laki-laki atau kesetaraan gender dan dapat lebih menghargai perempuan. Dalam struktur sosial kaum perempuan berada pada posisi terendah dan laki-laki dianggap lebih tinggi.

Perempuan hanya berfungsi di belakang ditempatkan untuk mengurus rumah,mendidik anak,dan melayani suami. Di beberapa gereja pun perempuan dibatasi aktif di dalam pelayanan. Sehingga tidak ada hak untuk berkarir,menjadi pemimpin.  Dan kaum perempuan dibatasi untuk mendapatkan pendidikan tidak seperti laki-laki. Dalam pandangan sebagai ayat yang Dan dalam kejadian 1:27 menyatakan laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang sama diciptakan Nya menurut gambar dan rupa Allah.

        Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan sejauh mana peran perempuan dalam menggembangkan diri baik dalam gereja dan masyarakat. Dan menjadi referensi  (acuan) agar tidak ada lagi perbedaan gender karena agama Kristen pun tidak membenarkan bahkan menolak adanya tindak kekerasan dan deskriminasi karena tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dihadapan Tuhan. Dalam pandangan sebagai ayat yang membebaskan wanita dari penindasan Galatia 3:28 dalam hal ini tidak ada orang yahudi,atau orang yunani,tidak ada hamba atau orang merdeka,tidak ada laki-laki atau perempuan karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

        Pengertian mengenai Feminis menurut Russel (1993) feminis adalah sekelompok orang yang menganut paham feminisme. “arti kata feminis berbicara suatu ideologi yang berisi gagasan yang dipakai untuk memperjuangkan perubahan sosial. Feminisme yang dimaksudkan adalah kaum perempuan yang berjuang mendapatkan kesamaan hak dengan yang didapat pada kaum laki-laki. feminisme memfokuskan diri pada persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam semua bidang. Teori ini lahir dan berkembang sebagai reaksi atas fakta yang terjadi dalam masyarakat yang berbentuk hierarki dimana kaum perempuan berada dibawah laki-laki karena perempuan lemah dan laki-laki dianggap lebih kuat. Dan feminisme merupakan usaha dan gerakan yang mengangkat bahwa perempuan adalah sebagai manusia bermartabat.
 
        Menurut June Hannam (2007) feminisme adalah sebuah paham yang muncul ketika wanita menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama dengan pria. Istilah ini pertama kali digunakan di dalam debat politik di Perancis di akhir abad 19. Menurut June Hannam (2007) di dalam buku Feminism, kata feminisme bisa diartikan sebagai: Pengakuan tentang ketidakseimbangan kekuatan antara dua jenis kelamin, dengan peranan wanita berada dibawah pria. Keyakinan bahwa kondisi wanita terbentuk secara sosial dan maka dari itu dapat diubah. Penekanan pada otonomi wanita.

Bentuk ketidak setaraan antara laki-laki dan perempuan 

       Dalam Adat: Pada umumnya perempuan identik sebagai korban kekerasan diantaranya: kekerasan fisik,seksual,psikis. Dan yang paling menyakitkan adalah kekerasaan yang sudah mendapat legitimasi (pernyataan yang sah) dari masyarakat. Contohnya: Piti Maranggangu atau (Kawin Tangkap) adalah suatu tradisi budaya yang masih terjadi di daerah sumba. Melarikan gadis adalah jenis perkawinan yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. jelaskan bahwa, seorang laki-laki dapat dengan bebas mengambil perempuan yang di sukainya dalam suatu pertemuan untuk di perpisitri meskipun dari pihak perempuan tidak mencintai dan menyukai laki-laki tersebut. Seorang Pria bisa dengan bantuan orang lain mengambil dan mengangkat wanita untuk di bawa kerumah sang pria, yang kemudian si wanita dikurung dan dipaksa untuk mau tidur bersama pria itu. Sementara keluarga si pria nanti hanya akan membayar denda keluarga wanita sebagai ganti maharnya. Hal ini sudah pasti sangat memberatkan kaum wanita yang harusnya juga memiliki hak dengan siapa dia berpasangan dan membangun rumah tangga. Sebenarnya tindakan ini bisa dikategorikan sebagai pemerkosaan, namun seringkali di pandang sebagai bagian dari adat, sehingga tidak bisa diproses secara hukum. Dapat kita pahami bersama bahwa pihak perempuan tidak mempunyai kuasa apa-apa dan hanya bisa bungkam jika suatu kegiatan seperti Piti Maranggangu sudah memiliki legitimasi dari budaya adat suatu masyarakat.

       Dalam hal ini juga dijelaskan bahwa dampak Piti Maranggangu yang pasti lebih merugikan kaum perempuan. Para wanita mengalami kekerasan secara fisik, psikis, dan juga kekerasan seksual, dan hal ini semata mata hanya untuk kepentingan dari kaum pria. Dalam hal ini di jelaskan bahwa pria menjadi kaum yang lemah karena tidak sanggup untuk di tolak perasaannya sehingga menjadikan ajang ini kesempatan, terlebih jika sampai di bantu oleh beberapa orang kawannya. Perlu diketahui juga jika gereja pun belum pernah ambil andil dalam memberikan bimbingan pastoral  atas luka batin kepada korban karena ini merupakan adat setempat.

        Dalam Gereja: Gereja katolik  dan Gereja Ortodoks mempunyai struktur hirarki yang patriarkhis (laki-laki pemegang kekuasaan utama),dan hanya mentahbiskan laki-laki sebagai imam,walaupun alasan teologis lemah. Pimpinan gereja berada ditangan Uskup sementara awamnya hanya dapat menjadi penasehat klerus,perempuan yang bekerja di bidang pelayanan pastoral,pendidikan agama atau pengajar di perguruan tinggi selalu berada di bawah  seorang “Bapa” demikian juga biarawati. Gereja GKII daerah Nabire Papua tidak terbuka pada peran perempuan karena ada tekanan dari pemimpin gereja GKII Daerah III Nabire, perempuan tidak  di ijinkan untuk terlibat atau mengambil bagian dalam pelayanan jemaat. Para kaum perempuan datang ke gereja hanya untuk mengikuti ibadah,selebihnya para kaum laki-lakilah yang lebih mendominasi dalam aspek pelayanan di gereja.

Dampak dari gerakan feminis 

      Dalam gereja: gerakan feminis berupaya ingin membangun persaudaraan yang sederajat antara  laki-laki dan perempuan dalam persekutuan berdasarkan Injil Yesus Kristus. Hal ini dijalankan pada kelompok yang paling kecil yaitu Keluarga,sampai kelompok-kelompok yang lebih luas. Semakin banyak perempuan yang berfikir kritis dan maju,yang terlibat sedemikian luas di luar gereja. Begitu juga dengan kehidupan umat Israel,beberapa tokoh perempuan yang juga mempunyai peran dalam kehidupan bangsa Israel antaranya, Debora berperan sebagai hakim dan juga nabiah yang berhasil membawa bangsa Israel berperang melawan sisera dan memenangkan perang itu (Hakim-Hakim 4:1-24). Melalui toko ini sangatlah jelas bahwa Allah tidak melihat jenis kelamin dalam menentukan atau memilih seseorang pemimpin untuk memimpin umatnya. Lalu muncullah teolog feminis yang merupakan kesetaraan hak dengan para kaum laki-laki. Pdt.Noortje Lumban toruan M.Th,merupakan contoh pendeta pertama di HKBP dan dilanjutkan beberapa pendeta perempuan lagi seperti Pdt.Dr.Dewi Sinaga dan Pdt.Dr.Sanggam Siahaan M.Th.

       Dalam Pendidikan & Sosial: perempuan mendapat posisi sederajat dengan laki-laki dalam pendidikan melalui kegigihan yang luar biasa dalam memperjuangkan pendidikan bagi kaum per  empuan pelopor kebangkitan perempuan Raden Ajeng Kartika (R.A KARTINI) sehingga dalam kehidupan sosial perempuan dapat peran dalam pengajar,dan menjadi wanita karier.   

    Ada pun dampak yang menjadi kekurangan Feminis: terkesan Egois karena hanya memandang sesuatu dengan menguraikan ketidakadilan yang dimiliki. Dan dalam perkembangannya cenderung memandang rendah kaum laki-laki karena sudah dapat memperoleh penghasilan sendiri bahkan lebih besar. Dan melupakan kewajiban nya sebagai perempuan atau ibu rumah tangga dalam lingkup keluarga.

      Dengan demikian,kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan melalui gerakan feminis membawa perubahan yang sangat baik dalam gereja,pendidikan,dan sosial. Gerakan yang kreatif pengalaman perempuan dieskplorasi sehingga para perempuan mendapat hak untuk dapat mengenal siapa dirinya dan mengembangkan kemampuan serta karunia yang Allah berikan pada setiap orang. Meskipun tidak semua gereja menerima kesetaraan gender karena struktur hirarki yang patriarkhis (laki-laki pemegang kekuasaan utama). Jadi  melalui gerakan feminis dalam kesetaraan gender membawa kedamaian dan keadilan bagi setiap orang khususnya pada kaum prempuan mendapat hak dan perlakuan yang adil dari masyarakat.

    Menghargai adalah prilaku yang menciptakan kedamaian. Maka Bagi semua lapisan masyarakat,janganlah memperluas jurang perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Kita semua sama merupakan makluk ciptaan Tuhan yang diberi pengetahuan agar dapat saling mengisi,melengkapi,menghargai satu sama lain.



Daftar Pustaka
Aritonang, Jan S, Teologi Teologi Kontemporer, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018

Khayyirah, Balqis, Perempuan perempuan yang merubah wajah dunia, Yogykarta: Palapa, 2013

Natar, Asnath Niwa, Don,t send me flower again Perempuan dan kasihh sayang, Yogyakarta: PERUATI, 2013,hal 21&32

Doekasouk, Bendalina, Bentangkanlah sayapmu, Jakarta: Persetia, 1999

Chaerynnisa,2008,status dan peranan perempuan dalam ajaran gereja katolik

Iklan