Nur Wahyuni (44) salah satu penggagas aksi “Besik Makam Gempol dan Doa Bersama” mengatakan, bahwa apa yang dilakukan warga Karangalit dalam bersih-bersih makam dan doa bersama ini, intinya mereka merasa memiliki dan mencintai Karangalit sebagai tanah kelahiran dan tempat dibesarkannya hingga kini. Tidak lupa, juga berdoa untuk para leluhur maupun warga di Karangalit agar selalu diberikan keselamatan, kesehatan serta kerukunan diantara warga.
“Kami disini mempunyai satu titik piramida, yang tidak bisa lepas dari para leluluhur. Ini semua tidak dapat dipisahkan secara batin. Kita semua disini, hanya satu kata ‘Warga Karangalit’ tanpa ada perbedaan. Dan, utamanya aksi bersih makam ini sebagai ajang silaturahmi seluruh warga tanpa melihat perbedaan apapun,” kata Nur Wahyuni kepada harian7.com, Minggu (28/4/2019).
Menurut ibu empat anak ini, bahwa berbagai rintangan yang ada bukan menjadikan halangan untuk tetap menjalin tali persaudaraan dan silaturahmi antar warga khususnya warga RW 05 Karangalit, Salatiga. Dalam acara ini, sejumlah warga Karangalit yang sudah tinggal menetap di Karangalit juga hadir, diantaranya dari Semarang, Magelang, Boyolali maupun Kabupaten Semarang.
Sementara, perwakilan warga Sukamto dalam sambutannya menyatakan, sangat berterima kasih atas terselenggaranya acara ini. Melalui acara ini, seluruh warga tanpa terlihat perbedaannya, guyub rukun dan sayuk dalam gotong royong membersihkan makam. Hal ini, layak untuk dilestarikan dan kedepan dapat mengundang warga Karangalit yang berada diluar kota untuk bergabung.
“Saya disini sampaikan terima kasih kepada warga yang telah meluangkan waktunya untuk hadir bergabung bersama dalam acara ‘Besik Makam Gempol dan Doa Bersama’ ini. Apa yang telah kita lakukan ini, niscaya tidak ada tendensi apa-apa. Murni untuk bersih makam dan berdoa menyambut bulan Ramadhan yang sebentar lagi kita jalani. Terima kasih pula buat warga yang dengan susah payah telah menyiapkan segala sesuatunya demi terselenggaranya acara ini,” tandas Sukamto, mantan aktifis pemuda dan pembina pemuda Karangalit. (Heru Santoso)
