“Pada intinya, sebagai humas itu jangan berpenampilan kaku dan harus dapat menyesuaikan diri serta milenial. Disamping itu, dalam menanggapi aduan masyarakat harus responsif dan bijaksana,” katanya.
Ditambahkan, bahwa perangkat daerah harus memiliki akun medsos dan aktif di dalamnya. Pasalnya, medsos ini sangat membantu humas sebagai penyambung informasi dari pemerintah kepada masyarakat secara luas. Humas itu harus bisa menjadi mata dan telinga dari pemerintah, dan dapat menganalisa masalah yang berkembang di tengah masyarakat.
Sementara itu, Drs Valentino Tanto Hariwibowo, Staf Ahli Walikota Salatiga menyatakan, bahwa bagian humas atau biro humas harus bisa melaksanakan fungsi komunikasi secara internal maupun eksternal. Namun dalam perjalanannya, muncul tantangan yang harus dihadapi oleh pejabat kehumasan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Humas itu bukan hanya dikenal sebagai corong pemerintah saja, namun humas dituntut menjadi telinganya juga. Humas tidak hanya sebagai penyebar informasi namun juga sebagai pendengar. Baik mendengar kritik, saran maupun mendengar apa yang menjadi trending di masyarakat,” katanya.
Menurutnya, bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh Humas pada Era Revolusi Industri 4.0 ini akan semakin tinggi. Dari sini dibutuhkan adanya kerjasama berbagai pihak untuk menyaring informasi dengan baik dan transparan. (Heru Santoso)
