Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Semarang, M Talkhis mengatakan, bahwa PTPS itu merupakan ujung tombak pengawasan khususnya pengawasan “mahkota pemilu” yaitu proses pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi hasil di tiap TPS. PTPS juga diharapkan dapat mengawasi jalannya kampanye di lokasi TPS masing-masing maupun memaksimalkan pencegahan praktek ‘money politic’, ujaran kebencian dan berita bohong atau hoax.
 |
| Agus Riyanto, anggota Bawaslu Kabupaten Semarang (baju batik) saat memberikan sambutannya. |
Kemudian, PTPS dapat memastikan lokasi pendirian TPS, bahkan dalam menjalankan tugasnya PTPS tetap menjaga integritas dan memastikan proses pungut hitung dan rekapitulasi sesuai dengan aturan. Selain itu, PTPS tetap menjaga stamina dan kesehatan terutama H-2 sampai H+2 pemungutan suara, karena masa itu adalah saat paling krusial.
“Pada intinya, Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) itu harus menjaga integritas dan dapat memastikan proses pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS telah sesuai dngan aturan yang ada,” jelas M Talkhis kepada harian7.com, Selasa (26/3/2019).
Sementara, anggota Bawaslu Kabupaten Semarang yang lain, Agus Riyanto meenambahkan, bahwa dalam Pemilu 2019 ini di Kabupaten Semarang ada 3.182 TPS. Jumlah tersebut tersebar di 19 kecamatan yang ada. Untuk masa tugas PTPS, sejak dilantik hingga tujuh hari setelah coblosan.
Sementara, Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Ambarawa, Kuswanto mengatakan, bahwa khususnya di Kecamatan Ambarawa jumlah keseluruhan TPS ada 194 TPS. Dari jumlah itu, paling banyak ada di Kelurahan Kupang 49 TPS dan paling sedikit di Desa Bejalen yaitu hanya 5 TPS.
“Khususnya di Kecamatan Ambarawa ini pelantikan PTPS digelar di Gedung Gotong Royong dan dihadiri pla Muspika Abarawa. Untuk jumlah TPS paling banyak ada di Kelurahan Kupang yaitu 49 TPS dan paling sedikit di Desa Bejalen hanya 5 TPS,” tandas Kuswanto kepda harian7.com, Selasa (26/3/2019). (Heru Santoso)
