Iklan

Iklan

,

Iklan

Buntut Alat Berat ‘Crane’ Ambruk Timpa Pagar ‘YEGE’ Resto, Akhirnya di Laporkan Polisi

Redaksi
Minggu, 29 Oktober 2017, 17:15 WIB Last Updated 2017-10-29T10:22:38Z
Alat berat jenis crane yang roboh menimpa pagar rumah Joko Surowo.
SALATIGA, harian7.com – Kecelakaan kerja terjadi di Salatiga, alat berat jenis crane yang sedang bekerja di Jalan Diponegoro Salatiga roboh dan menimpa pagar rumah Joko Surowo di Jalan Diponegoro, tepatnya di ‘YEGE’ Resto Jalan Diponegoro 42 Salatiga, Sabtu (28/10) malam sekitar pukul 20.15 Wib. Akibat kejadian tersebut, akhirnya Joko Surowo melaporkan secara resmi kejadian ini.
          “Saat itu saya sedang duduk-duduk santai di kursi bagian kasir, tahu-tahu terdengar suara gubrak yang keras. Setelah saya cek ternyata crane milik kontraktor pembangunan gorong-gorong dan trotoar di Jalan Diponegoro ambruk atau roboh menimpa pagar rumah saya. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu,” terang Joko Surowo didampingi Suroso “Ucok” Kuncoro SH kepada harian7.com, Minggu (29/10).
          Ditambahkan, saat itu ada cucu Joko Surowo yang sedang bermain di ayunan serta pengunjung yang sedang makan. Beruntung, alat berat itu jatuh atau roboh hanya berjarak dua meter dari tempat bermain cucunya maupun pengunjung yang sedang makan. Namun, kejadian itu membuat dirinya dan keluarga merasa prihatin dan benar-benar kaget.
          Sementara, Yogi, anak kandung Joko Surowo mengaku saat mempertanyakan kejadian crane roboh atau ambruk itu kepada bagian keamanan proyek, justru menerima jawaban yang tidak mengenakkan. Pasalnya, Bambang, tenaga bagian keamanan justru menantangnya jika mau lapor ke polisi. Bahkan, menantang kalau memang mau lapor kepada Gubernur Jateng dipersilakan.
          “Yang saya jengkel dan emosi, saat saya tanya baik-baik kepada bagian keamanan, dia justru menantang dengan nada emosi. Apa gunanya lapor ke Gubernur Jateng kalau hanya masalah seperti itu. Dari sini, akhirnya kami berembug keluarga dan kasus ini langsung dilaporkan ke Polres Salatiga,” kata Yogi.
          Sementara, Manager Proyek PT Armada Hada Graha, Tri Hartanto menyatakan, bahwa kejadian itu merupakan ‘human error’. Harusnya, kejadian tersebut tidak terjadi karena alat berat atau crane ini beratnya mencapai 10 ton dan yang diangkat hanya 2 ton. Mestinya, tidak sampai muncul kejadian tersebut. Pihaknya menilai jika kejadian itu murni kesalahan operator alat berat tersebut.
          “Saya menilai itu adalah kesalahan dari operator alat berat itu. Terkait dengan adanya tenaga bagian keamanan, saya tidak tahu dan tidak kenal dengan bagian keamanan tersebut. Yang jelas, itu adalah kejadian ‘human error’ dan kami akan segera lakukan evaluasi,” tandas Tri kepada harian7.com, Minggu (29/10).
          Akibat kejadian itu, Jalan Diponegoro mengalami macet beberapa saat, pasalnya crane tersebut roboh melintang ditengah jalan. Sehingga, pengguna jalan khususnya kendaraan bermotor dari arah Kauman menuju Kota dan sebaliknya terjebak macet. ( Heru/M.Nur)

Iklan