Iklan

Iklan

,

Iklan

Aneka Kuliner Etnik Tersaji dalam International Culture Festival

Redaksi
Rabu, 26 April 2017, 16:35 WIB Last Updated 2017-04-26T09:35:28Z
Rektor UKSW Prof Pdt John Titaley saat menikmati sajian kuliner etnik.
SALATIGA, harian7.com – Berbagai macam dan jenis kuliner disajikan mahasiswa UKSW Salatiga dalam acara yang dikemas dengan Indonesian International Culture Festival (IICF2017. Acara tersebut digelar mulai Selasa-Kamis (25-27/4). Acara ini merupakan rangkaian dengan pawai budaya pada Sabtu (22/4) lalu. Untuk, sajian kampung budaya, culture festival maupun food festival, digelar sejak kemarin.
Pantauan harian7.com, sajian kuliner dari berbagai etnik dan suku itu disajikan di masing-masing stand. Ada sajian Tasak Telu, makanan khas Batak Karo. Lalu, makanan dari Sagu dicampur sayur kuah Ikan Kaulina yang disajikan mahasiswa dari Papua. Selain itu, masih banyak sajian makanan khas nusantara dan sari daerah di Indonesia ini.
Selain itu sajian makanan khas dari Jawa, Sumatera, Poso, Lampung, Maluku, NTT, Halmahera, Kalimantan, Sulawesi maupun dari luar negeri tersedia. Diantaranya seperti dari Timor Leste maupun Philipina.
Tyas Ariastanti SE MM, salah seorang pengunjung dari Boyolali mengaku terkesan dengan sajian kuliner tersebut. Kegiatan ini dinilainya sangat bagus, sehingga masyarakat Salatiga dan sekitarnya menjadi mudah mengetahui makanan khas dari berbagai pulau di Indonesia ini. Bahkan, jika perlu bukan hanya UKSW sebagai penyelenggaranya namun pihak Pemkot Salatiga dapat mengagendakan acara kuliner seperti ini.
“Kalau perlu, saat Pemkot Salatiga mempunyai agenda kegiatan besar dengan mengundang banyak tamu, sajian kuliner khas masing-masing daerah ini dapat ditonjolkan. Karena, Salatiga kan terkenal dengan Indonesia Mini-nya. Terus terang, saya baru pertama kalinya melihat dan menikmati sajian aneka kuliner dari berbagai suku di Indonesia ini,” terang Tyas kepada harian7.com, Rabu (26/4) siang.
Hal senada dikatakan Dwi Purnomo, yang mengaku berasal dari Cilacap. Bahwa, sajian kuliner semacam ini layak untuk dipertahankan oleh UKSW khususnya dan Pemkot Salatiga pada umumnya. Karena di daerah atau kota lain jarang ditemukan.
“Saya sangat kaget dengan banyaknya sajian kuliner dari berbagai suku di Indonesia ini. Ternyata, yang menyajikan adalah para mahasiswa yang kuliah di UKSW. Ini jarang ditemukan di kota lain di Jateng ini,” ujar Dwi, yang datang ke UKSW untuk mencari informasi pendaftaran program doktor. (HERU)

Iklan