Siswa Siswi SMA Negeri 2 saat menggelar aksi demo beberapa hari yang lalu. |
SALATIGA, harian7.com – Buntut dilakukannya demo oleh para siswa SMA Negeri 2 Salatiga
beberapa hari lalu, beberapa siswa mendapat ancaman akan dikeluarkan dari
sekolahnya. Ancaman itu diucapkan langsung Kepala SMA Negeri 2 Salatiga, Wahyu Astuti
kepada lima siswa yang melakukan demo. Demikian diungkapkan NN, salah
seorang siswa yang mengikuti demo kepada harian7.com,
Rabu (15/2).
“Setelah mengikuti demo bersama seluruh siswa klas VIII,
lima orang siswa dipanggil Bu Wahyu (Kepala SMAN 2 Salatiga). Yang kami kaget,
Bu Wahyu mengancam kami akan dikeluarkan dari sekolah karena telah melakukan
pencemaran nama naik sekolah maupun kepala sekolah,” ujar NN.
Menurut NN, siswa
melakukan demo itu, intinya memprotes pihak sekolah yang telah memutuskan untuk
menarik biaya Rp 1.100.000 kepada 320 siswa. Biaya tersebut, akan digunakan untuk melakukan studi tour ke Bali
yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan April 2017 mendatang.
“Kami para siswa menilai penarikan biaya tersebut sangat
mahal. Dan, kami semua juga mempertanyakan mengapa tidak ada rinciannya
digunakan untuk apa saja biaya sebesar itu. Saat kami tanyakan rinciannya,
Kepala SMAN 2 tidak memberikan jawaban yang memuaskan kami semua. Intinya, kami
demo menuntut pihak sekolah dapat transparan terhadap anggaran studi tour.
Karena, kami semua butuh tahu untuk apa saja uang tersebut,” kata NN, lebih
lanjut didampingi beberapa siswa.
Selain memprotes mahalnya biaya studi tour, para siswa juga
mempertanyakan agenda SMANDA Cup yang telah dilaksanakan sejak enam tahun lalu,
namun kini ditolak untuk dilaksanakan. Bahkan, jika akan telap melaksanakan
SMANDA Cup maka para siswa atau panitian untuk dapat mencari dana tersendiri.
Panitia akhirnya melakukan penggalangan dana dengan cara meminta sumbangan
sukarela kepada seluruh siswa SMAN 2 Salatiga dan terkumpul sebesar Rp 2 juta.
“Ternyata langkah kami menggalang dana ini dinilai salah
oleh kepala sekolah. Yang intinya, pihak sekolah melarang kami meminta-minta
dan lebih baik mencari dana dengan menjual apa saja yang dapat menghasilkan
uang. Bahkan, kami juga dituduh telah melakukan pencemaran nama baik sekolah maupun
kepala sekolah. Dan, kami juga dituduh tidak mempunyai karakter,” tandasnya.
Sementara, Kepala SMA Negeri 2 Salatiga Wahyu Astuti dalam
rekaman pembicaraan dengan para siswa itu, mengaku jika untuk mengeluarkan
siswa dari sekolah adalah tidak mudah. Pasalnya, untuk dapat dikeluarkan dari
sekolah itu ada aturannya. Bahkan, dirinya juga membantah telah mengancam
beberapa siswa akan dikeluarkan.
“Yang jelas, kami tidak pernah mengancam akan mengeluarkan
siswa dari sekolah terkait demo yang telah dilakukannya itu,” tandasnya. (M.Nur/Heru)
Berita Sebelumnya:
Tuntut Transparansi Keuangan, Ratusan Siswa SMAN 2 Gelar Demo
Berita Sebelumnya:
Tuntut Transparansi Keuangan, Ratusan Siswa SMAN 2 Gelar Demo