Iklan

Iklan

,

Iklan

Ratusan Warga Ikuti Festival Bulan Tanpa Kekerasan

Redaksi
Sabtu, 31 Desember 2016, 05:18 WIB Last Updated 2016-12-30T22:18:27Z
Salah satu peserta Festival Bulan Tanpa Kekerasan di Kumpulrejo. 
SALATIGAharian7.com - Festival Bulan Tanpa Kekerasan yang merupakan puncak acara dari Bulan Tanpa Kekerasan Kelurahan Kumpulrejo, digelar digelar di Lapangan Kantor Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Jumat (30/12). Program ini merupakan kerjasama dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, Bapermasper KB dan KP Kota Salatiga, Pusat Studi Gender UKSW, ASWGI Provinsi Jawa Tengah dan LSM Parahita Foundation.
Ketua Panitia, Arianti Ina Hunga menyatakan, program ini diberi nama “Pitutur Srikandi” yang punya arti perempuan berinisiatif, saling membagi pengetahuan dan bekerjasama dengan lak-laki. Target utama dari kegiatan ini disebut “Three Ends” yang bermakna antara lain akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia dan akhiri kesenjangan ekonomi. Untuk kegiatannya adalah melakukan pendampingan pengembangan ekonomi produktif perempuan dan keluarga melalui kreativitas pengolahan limbah yang berorientasi pada pasar.
Lalu, pendampingan dan pengembangan ketrampilan anak melalui permainan tradisional, pendampingan orangtua untuk memenuhi hak anak dan perempuan,  serta membentuk paguyuban perlindungan anak berbasis keluarga dan masyarakat. Program ini tidak hanya berhenti pada akhir tahun saja, namun tetap akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
“Progam ini merupakan program yang berkelanjutan dan kegiatan pendampingan tetap akan dilaksanakan. Bahkan, kegiatan program “Pitutur Srikandi” ini, Kelurahan Kumpulrejo kita jadikan proyek percontohan,” kata Ina Hunga.
 Sementara, Asisten Deputi Kementrian Perempuan dan Perlindungan Anak, Muh Iksan menyatakan, program unggulan dalam kegiatan ini adalah ‘three ends’. Intinya,  kedepan harusnya sudah tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Juga, sudah tidak lagi ada perdagangan manusia dan tidak ada lagi kesenjangan ekonomi. (SAN/M.NUR)

Iklan