Santunan sebesar Rp 25 juta yang dikatakan sebagai tali asih diberikan mantri Iswanta di Kantor Sekretariat LSM ICI di pabelan, Kabupaten Semarang. Selain itu, mantri Iswanta sanggup menanggung biaya pendidikan kepada ketiga anak korban hingga pendidikan SLTA.
“Pasca kejadian saya sudah memberikan santunan sebesar Rp 20 juta, namun justru uang tersebut ternyata salah sasaran. Karena yang mendatangi rumah saya mengaku sebagai anggota kepolisian, WD yang mengaku dinas di Polres Semarang. Selain itu, ada yang mengaku sebagai wartawan dari media kepolisian maupun LSM, yang juga telah menerima uang dari saya hingga Rp 20 juta. Mereka semua itu mengaku sebagai perwakilan keluarga korban yang membantu menyelesaikan masalah. Namun disayangkan pihak keluarga korban sama sekali tidak menerima, dengan itu saya iklaskan saja dan semua saya serahkan kepada yang diatas (Tuhan)” jelas Iswanta kepada harian7.com, Senin (25/1) malam, saat dikonfirmasi melalui seluler.
Sementara, Wadirpermas dan Humas LSM BPN ICI Jateng, Sodiq menyatakan, lebih baik berani terbuka dan ‘membuka’ oknum-oknum yang mengaku anggota kepolisian, wartawan maupun LSM tersebut. Sehingga, keluarga korban maupun masyarakat akan lebih jelas juga dan lebih waspada jika mengetahui nama-nama oknum tersebut.
“Jangan takut membuka semuanya. Sehingga, dengan profesinya sebagai mantri atau tenaga kesehatan akan lebih konsentrasi dan profesional. Selain itu jangan sampai tindakannya itu akan berulang kembali. Harapan saya, pak Iswanta yang menjadi petugas kesehatan itu, bekerja sesuai dengan koridor atau regulasi yang ada sehingga tidak sampai memunculkan masalah baru, seperti malpraktik,” tandas Sodiq. (M NUR/HERU S)
Editor : Harvi Chandra
Berita Sebelumnya :
Diduga Korban 'Malpraktik' Mantri Kesehatan, Warga Noborejo Meninggal Dunia