Banjir air dan lumpur yang meluber menutup jalan. |
SALATIGA, harian7.com - Hujan deras yang mengguyur Kota Salatiga, Jumat
(29/1) mengakibatkan banjir air campur lumpur di kawasan pertigaan Kauman
Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Daerah tersebut kini merupakan area proyek
pembangunan jalan tol Semarang-Solo Seksi III Bawen - Salatiga. Akibat banjir
lumpur yang meluap ke jalan membuat jalan arah Salatiga – Bringin menjadi macet
beberapa jam lamanya. Bahkan, banyak juga kendaraan bermotor baik sepeda motor
maupun mobil yang macet di tengah banjir tersebut.
Keterangan yang dihimpun dari lokasi banjir mnyeebutkan, air campur lumpur
yang meluap ke jalan Salatiga – Bringin itu mencapai ketinggian 40 cm. Puluhan pengendara
kendaraan bermotor yang melaju dari arah Kota Salatiga menuju Pabelan dan sebaliknya
akhirnya terjebak banjir. Tidak sedikit sepeda motor maupun mobil yang nekat
melintas dan macet di tengah genangan lumpur itu.
Untuk membantu mengurai kemacetan tersebut, sejumlah petugas Satlantas
Polres Salatiga turun langsung ke jalan mengatur arus lalu lintas. Bahkan, petugas
melakukan buka tutup jalan, karena banyaknya kendaraan yang antri untuk lewat
maupun kendaraan yang macet akibat terkena genangan air tersebut.
Hartadi (45) salah seorang warga Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga
mengatakan, bahwa baru sekarang ini di kawasan ini mengalami banjir air
dan lumpur. Sebelumnya, tidak pernah terjadi. Ini disebabkan dengan longsornya
talud di sisi atau pinggir jalan tol Semarang – Solo itu.
“Banjir seperti sekarang ini, yha baru kali ini terjadi. Jika tidak ada
pembangunan jalan tol, saya kira tidak akan terjadi banjir air dan lumpur.
Bahkan, sejumlah rumah di sekitar pembangunan ini juga dipenuhi luapan air
berlumpur,” kata Hartadi, yang rumahnya tidak jauh dari terjadinya banjir ini
kepada harian7.com, Jumat (29/1)
sore.
Sementara, sejumlah pengguna jalan yang terjebak banjir mengaku kaget
dengan terjadinya banjir air dan lumpur yang menututpi jalur Salatiga – Bringin
ini. Ini menandakan pekerjaan pembangunan jalan tol, tidak memperhatikan efek
negatif jika terjadi hujan deras. Ini akan rawan jika hujan deras masih terus
terjadi, tidak menutup kemungkinan wilayah lain akan mengalami hal serupa.
“Saya kaget saat melintas di jalur ini melihat jalan tertutup air dan
lumpur. Jika pengendara kendaraan tidak hati-hati, akan mengalami celaka. Jika
tidak kendaraannya macet di tengah banjir, bisa juga ikutan antre untuk
melintas. Harusnya, rekanan yang mengerjakan proyek ini secepatnya melakukan
pembersihan lumpur di jalan. Bahkan, melakukan pembenahan talud sehingga jika
hujan deras mengguyur kembali, tidak akan terjadi longsor dan banjir,” terang
Moh Damsuki (53) warga Pabelan, Kabupaten Semarang yang menjadi korban banjir
air dan lumpur ini. (SAN/M.NUR)