SALATIGA – Harian7.com, Polres Salatiga
memberikan pantauan dan perhatian khusus terkait dengan pengamanan ibadah Natal
2015 kepada tujuh gereja besar di Salatiga. Ketujuh gereja itu adalah Gereja Katholik
‘Santo Paulus Miki’ Jalan Diponegoro, Gereja Kristen Jawa (GKJ) 55 Jalan
Diponegoro 55 (depan kampus UKSW), GPIB Jalan Jenderal Sudirman, Gereja Bethany
Jalan Jenderal Sudirman, Gereja Isa Almasih ‘Efata’ Jalan Brigjen Sudiarto,
Gereja Bethel Indonesia (Bethel Area) Jalan Hasanudin serta Gereja Katholik ‘Kristus
Raja’ Tegalrejo. Demikian diungkapkan Kapolres Salatiga AKBP Yudho Hermanto SIK
kepada wartawan, disela-sela pantauan posko pengamanan Natal di Salatiga, Kamis
(24/12).
Bahkan, Polres
Salatiga juga bekerjasama Tim Gegana Brimob Polda Jateng untuk menggelar
sterilisasi ketujuh gereja tersebut pada Kamis (24/12). Sterilisasi itu dipimpin
langsung Kapolres Salatiga dengan mendatangi dan menyisir satu persatu gereja.
“Langkahnya
dilakukan sebagai bentuk pengamanan kepada jemaat gereja saat beribadah Natal
agar merasa nyaman, tenang dan aman. Selain itu, jemaat tidak diliputi perasaan
takut terhadap gangguan keamanan,” kata AKBP Yudho Hermanto.
Terkait dengan
pelaksanaan ibadah Natal di Lapangan Pancasila Salatiga, Jumat (25/12), bahwa sejumlah
ruas jalan menuju Lapangan Pancasila akan ditutup, diantaranya pertigaan SD
Kalicacing, perempatan Surabaya Motor Jalan Sukowati, pertigaan Kalinongko Jalan
Brigjen Sudiarto serta pertigaan patung Ganesha Jalan Tentara Pelajar.
“Untuk tempat parkir
halaman Polres Salatiga dapat dipergunakan, dengan pintu masuk lewat depan
Aspol Kepatihan. Penutupan jalan akan dimulai Jumat (25/12) mulai pukul 03.30
WIB. Selain itu, kepada jemaat yang akan melaksanakan ibadah Natal di Lapangan
Pancasila ini, diharapkan tidak membawa tas berukuran besar. Pasalnya, semua
barang bawaan akan diperiksa petugas,” tandasnya.
Sementara,
beberapa warga mengaku sangat berterima kasih kepada Polres Salatiga maupun organisasi
masyaralat lain yang siap membantu melakukan pengamanan Natal. Langkah ini
harus didukung semua pihak, apalagi melibatkan sauadara dari HMI, Banser maupun
GP Ansor. Ini merupakan bentuk toleransi dan kerukunan beragama di Salatiga
yang telah terjalin dengan baik.
“Kami merasa bangga dengan kerukunan umat
beragama di Salatiga. Harapan kami, setiap peringatan ataupun perayaan hari
besar agama apapun, semua organisasi agama apapun dapat juga saling membantu.
Ini akan menjadi contoh yang baik bagi kota-kota lain di Jateng khususnya dan
Indonesia pada umumnya,” kata Yohanes Prasetyo (49) warga Grogol, Sidomukti,
Salatiga, ketika ditemui di Lapangan Pancasila Salatiga, Kamis (24/12). (SAN/M.NUR)Editor : Harvi Chandra