Iklan

Iklan

,

Iklan

Tolak Penambangan Pasir Liar Dua Petani Dianiaya, Satu Tewas

Redaksi
Selasa, 29 September 2015, 05:42 WIB Last Updated 2015-09-28T22:42:30Z
Salim tewas setelah di aniaya
LUMAJANG - Harian7.com, Tolak penambangan pasir liar, Dua warga di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasiran, Kabupaten Lumajang Jawa Timur, sabtu (26/9) lalu, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok preman. Dalam kejadian ini, Satu korban bernama Salim alias Kancil (30) tewas, sedangkan Tosan (40) mengalami luka parah.

Dari informasi di himpun, Penganiyaan terhadap Salim dan Tosan dilakukan oleh sekelompok orang yang pro terhadap penambangan pasir liar di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasiran , Kabupaten Lumajang. Sedangkan dua korban diketahui aktifis Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa yang menolak adanya penambangan pasir liar di desanya.

Awal mula kajadian ini sekitar pukul 07.00 WIB sabtu (26/9) lalu,  sekelompok orang mendatangi rumah Tosan. Tanpa merasa belas kasihan Tosan diseret dan di pukuli. ,"Saat itu tosan di datangi dan di jemput paksa sekolompok orang yang membawa , clurit, batu dan pentungan balok. Dengan keji korban di pukuli dan diseret paksa," jelas Tim Investigasi Kontras Surabaya, Fatkhul Khoir kepada wartawan, Senin (28/9).

Saat kejadian Tosan berusaha kabur untuk menyelamatkan diri dengan motornya, namun belum jauh tosan melarikan diri, motor Tosan ditabrak dan terjatuh ,"Saat korban mencoba melarikan diri dengan motornya, dengan sadis motor korban ditabrak oleh para pelaku. Setelah terjatuh korban diseret kelapangan dan dipukuli serta dilindas dengan motor para pelaku hingga luka parah sekujur tubuhnya, karena mengalami luka parah Tosan segera dilarikan ke Puskesmas setempat dan selanjutnya di rujuk ke RS Bhayangkaran Lumajang," terang Fatkhul.

Setelah menganiaaya Tosan sekolompok orang yang berjumlah puluhan ini, menyambangi ke rumah Salim yang rumahnya tak jauh dari rumah Tosan. Perlakuan sama juga menimpa Salim. Dirinya di ikat dan diseret menuju Balai Desa Selok Awar-Awar,"Salim diseret dan di hajar menggunakan senjata yang dibawa oleh para pelaku, sepanjang perjalanan korban diseret , penganiayaan terhadap Salim juga di saksikan warga, namun warga hanya diam dan tak bisa berbuat banyak karena takut," lanjutnya.

Ironisnya saat Salim tiba di Balai Desa, dengan sadis di hajar dan dipukuli di hadapan perangkat desa dan juga anak-anak yang sedang belajar mengikuti pendidikan PAUD,"Penganiayaan terhadap korban berlangsung sadis, bahkan korban selain di pukul dengan senjata balok dan clurit juga di strum dengan listrik hingga akhirnya tewas," jelas Fatkhul.

Sementara itu Menurut koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Hendrik, mengatakan, Selama ini para petani di Desa Selok Awar-awar merasa takut dan resah. Pasalnya para petani di intimidasi oleh kepala desa mereka jika melawan kebijakan pemerintah desa.
"Salim dan Tosan adalah dua petani diantara petani lainya yang jelas secara terang-terangan menolak adanya penambangan pasir, mereka memperjuangkan hak mereka dan petani lainya yang jelas dirampas, serta nyawanyapun direnggut paksa," tandas Hendrik.

Secara terpisah, Kalpolres Lumajang, AKBP Fadly Munzir, mengatakan, Pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini, dan kami telah mengumpulkan bukti bukti yang kami temukan di tempat kejadian perkara, selain itu perangkat desa juga akan kami mintai keterangan. "Barang bukti yang di buat menganiaya pelaku telah kami amankan, selain itu kami juga akan memintai keterangan kepada seluruh perangkat desa dan juga para pemilik tambang pasir didesa Selok Awar-awar," kata fadly kepada wartawan, minggu (27/9).

Dalam hal ini Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said turut angkat bicara, Pihaknya hingga saat ini belum melakukan pengecekan secara detail terkait penganiayaan terhadap dua petani di Lumajang, Jawa Timur.
"Mengenai permasalahan penganiayaan saya belum cek secara detail, tapi dari yang saya dengar ini masalah galian c, dan itu urusan pemda setempat, namun kami juga akan selalu monitor," ungkap Sudirman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/9). (M.Taufik/Red)

Editor : Harvi Candra

Iklan