Lomba teklek (terompah) tingkat SLTA se Salatiga. |
SALATIGA – Harian7.com, Lomba olahraga
tradisionil atau rekreasi hendaknya tidak akan punah dan perlunya dilestarikan.
Olahraga tradisonil itu diantaranya teklek (terompah), balap karung, tarik
tambang, dagongan, yang merupakan olahraga hiburan bagi masyarakat. Sekali
lagi, olahraga tradisionil ini harus dapat dilestarikan. Demikian ditegaskan Kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kota Salatiga, Dra Gati
Setiti MHum saat membuka Lomba Olah RagaTradisional/Rekreasi tingkat SLTP dan SLTA
tingkat Kota Salatiga di Stadion Kridanggo, Senin (24/8).
"Jangan sampai lomba teklek
(terompah), balap karung, tarik tambang, dagongan (saling dorong dengan
bambu) ini punah. Ini adalah olah raga tradisionil yang menyehatkan juga
menjadi hiburan pagi atlet, penonton maupun masyarakat secara umum. Tujuan digelarnya
lomba ini diantaranya untuk mengembangkan olah raga tradisional kepada
masyarakat, yang merupakan warisan nenek moyang dan budaya bangsa yang sudah
selayaknya kita lestarikan,” jelas Gati Setiti.
Lomba yang dilombakan, lomba terompak,
tarik tambang dan dagongan. Harapannya, olah raga tradisional Indonesia ini
bisa diperlombakan di ajang internasional seperti olympic games. Olah raga
tradisional ini juga mampu menjadi aset perekonomian, pariwisata bagi bangsa.
Ketua Panitia, Handayani Qosim mengatakan,
kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diadakan di tingkat
kota/kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional. Bahkan, para pemenang ini akan
diikutkan dalam lomba atau seleksi tingkat Provinsi Jateng di Rindam IV di
Magelang. Untuk pemenang di tingkat provinsi akan mewakili Jawa Tengah di ajang
serupa tingkat nasional di Bali.
“Hasil lomba adalah, juara lomba teklek beregu
putra masing-masing juara I-III adalah SMPN 7, MTs dan SMPN 2. Untuk putri,
juara I-III adalah SMPN 7, SMPN 5 dan SMPN 10. Tarik tambang tingkat SLTA,
juara I-III adalah SMA Kristen 1, SMK Sultan Fatah dan SMKN 1. Para pemenang
mendapatkan trophy, uang pembinaan mulai Rp 300.000 sampai Rp 750.000 serta
piagam penghargaan,” tandas Handayani Qosim. (SAN)