“Kami ini menamakan diri sebagai Pasukan Jam Dua Pagi (PJDP), karena kegiatan yang kami lakukan pukul 02.00 wib. Alat yang kami bawa diantaranya bass drum, trio tom dan beberapa kentongan. Untuk memudahkan mobilisasi, bass drum dibentuk seperti keranjang dan kaki-kakinya diberi roda. Sementara itu, trio tom diletakkan di atas gerobak sehingga mudah didorong. Saat berkeliling, tidak henti-hentinya menyuarakan kata-kata....sahuuur....sahuuur,” jelas Ari.
Kegiatan yang dilakukannya telah berlangsung sejak lama dan warga menyambutnya dengan antusias. Bahkan, tidak jarang sejumlah warga juga membantu memberikan sumbangannya berupa minuman ataupun makanan. Bahkan, ini sangat membantu warga untuk melaksanakan sahur bersama keluarganya.
“Dengan adanya kegiatan khususnya untuk membangunkan warga agar melaksanakan santap sahur ini, kami sangat berterima kasih. Karena sangat terbantu dengan aktifitas remaja ini yang kami nilai merupakan langkah mulia. Kami pun tidak merasa terganggu meski kegiatan dilakukan dinihari,” terang Ny Nur Aisyah Jamil (45), seorang bidan desa. (Andi Susilo/Red)
