Iklan

Iklan

,

Iklan

Terpidana Mati Okwudili Oyatanze Dimakamkan di Ambarawa

Redaksi
Rabu, 29 April 2015, 15:22 WIB Last Updated 2015-04-29T08:22:45Z
UNGARAN – Harian7.com, Jenazah salah satu terpidana mati Okwudili Oyatanze (41) asal Nigeria, yang telah dieksekusi di LP Nusakambangan, Cilacap, Rabu (29/4) dinihari, dimakamkan di Makam Cina ‘Ngebong’, Puntuksari, Tambakboyo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Rabu (29/4) sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum dimakamkan, jenasahnya disemayamkan di Aula Panti Asuhan ‘Eklesia’ Tambakboyo, Ambarawa yang berdekatan dengan makam ‘Ngebong’ tersebut.
Pendiri dan pembina Yayasan ‘Eklesia’, Karina menyatakan, bahwa Okwudili yang lebih sering dipanggil Dili sejak umur 7 minggu sudah ditinggal meninggal dunia ayah kandungnya. Lalu Dili tinggal bersama neneknya di Nigeria. Cerita ini, diperolehnya saat Panti Asuhan ‘Eklesia’ mengadakan pelayanan kepada narapidana (napi) di Nusakambangan.
“Saat itu, kami dari Pantia Asuhan ‘Eklesia’ mengadakan pelayanan kepada para napi di Nusakambangan. Saya sebagai pendamping ritual dari para napi khususnya yang beragama Kristen. Namun, untuk Dili ternyata sangat serius setiap kali melakukan pelayanan hingga terjalin hubungan yang akrab sampai sebelum dieksekusi. Yang jelas, berawal dari pelayanan kami itu, Dili menjadi sangat dekat dengan kami dari Panti Asuhan Eklesia,” terang Karina kepada harian7.com, di Panti Asuhan Eklesia, Rabu (29/4).
Ditambahkan, bahwa kedekatan antara Dili dan Yayasan Eklesia sudah terjalin selama 10 tahun dan Dili itu sangat dekat dengan anak-anak panti ini. Dili sendiri, dari penilaian kami, orangnya sangat kuat dalam pendiriannya. Bahkan, eksekusi yang dilakukan itu dinilainya sangat tidak layak dan disayangkan. Apalagi, selama di LP Nusakambangan, Dili banyak berperan menjadi koordinator kerohanian serta koordinator ketrampilan bagi para napi.
“Saya sejak tahun 2002 lalu, sudah melakukan pelayanan kerohanian di LP di Nusakambangan, sehingga dengan kematian Dili tersebut, bagi saya Dili belum pergi untuk selamanya. Sebelum eksekusi, Dili bahkan nampak bergembira dan bernyanyi bersama bahkan minta waktu untuk berdoa. Sekali lagi, Dili itu orangnya tegas dan tegar,” tandas Karina.
Saat kedatangan jenasah Okwudili tiba di Panti Asuhan Eklesia, disambut pengurus Yayasan Eklesia, sejumlah pendeta, Kapolsek Ambarawa AKP Mulyadi, sejumlah anggota Polsek Ambarawa dan Polres Semarang serta ratusan anak-anak penghuni Panti Asuhan Eklesia. (Heru Santoso)

Editor : M.Nur

Iklan