Iklan

Iklan

,

Iklan

PMII Tolak Pembangunan Pasar Rejosari Gunakan Investor

Redaksi
Kamis, 30 April 2015, 22:07 WIB Last Updated 2015-04-30T15:07:51Z
SALATIGA - Harian7.com, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga menggelar demo di depan Kantor Walikota Salatiga, Kamis (30/4) siang. Dalam aksinya itu, intinya PMII menolak pembangunan Pasar Rejosari dilakukan oleh investor. Juga menolak pasar dibangun dengan konsep pasar modern dan bertingkat. P dengan konsep pasar modern maka para pedagang akan keberatan.

Peserta demo yang mengenakan jaket kebesaran PMII warna biru dan membawa puluhan bendera PMII, sempat memanas. Pasalnya, peserta aksi melakukan aksi dorong dengan petugas Satpol PP Pemkot Salatiga. Ini tterjadi, saat PMII memaksa masuk kantor walikota, yang dilarang Satpol PP. Akhirnya setelah terjadi dialog, puluhan mahasiswa itu diijinkan masuk tanpa harus melakukan aksi anarkis.

Dalam orasinya, para mahasiswa menuntut agar Pemkot Salatiga secepatnya mencabut kerjasama dengan investor dan dalam membangun Pasar Rejosari menggunakan dana A{BD Kota Salatiga. Juga, menolak jika dibangun dengan konsep pasar modern.

“Kami dari PMII, menolak dengan tegas Pasar Rejosari dibangun oleh investor dan sebagai pasar modern. Pemkot Salatiga harus berani mencabut kerjasama dengan pihak investor,” teriak salah satu peserta aksi dihadapan Asisten I Sekda Bidang Pemerintahan, Drs Y Tri Priyo Nugroho.

Sementara, Tri Priyo Nugroho menyatakan, bahwa Walikota Salatiga Yuliyanto dengan tegas telah sepakat untuk melanjutkan pembangunan Pasar Rejosari menggunakan investor yaituPT Patra Berkah Itqoni (PBI) Jakarta. Penjelasan ini sama diungkapkan saat walikota menerima peserta demo beberapa bulan lalu.

          Beberapa warga yang melihat demo tersebut, sangat menyayangkannya. Pasalnya, sudah berkali-kali berbagai organisasi kemahasiswaan, ormas maupun LSM menggelar demo dengan tema yang masih sama yaitu intinya tuntut Pemkot Salatiga mencabut kerjasama dengan investor maupun pasar dibangun dengan konsep pasar tradisional. Bahkan, apakah para mahasiswa tersebut benar-benar mengetahui alur prosesnya terkait rencana pembangunan Pasar Rejosari.

          “Kami melihat, aksi mahasiswa yang tergabung dalam PMII itu, dinilainya kurang pas. Pasalnya, yang seharusnya demo adalah pedagang yang secara langsung merasakan dampak mangkraknya Pasar Rejosari setelah terbakar tahun 2008 silam. Namun, sekarang kami nilai peserta demo didominasi ormas, organisasi kemahasiswaa, LSM namun pedagang yang demo hanya segelintir saja. Jika Pemkot Salatiga sudah memutuskan untuk membangun pasar kerjasama dengan investor, segera laksanakan sehingga tidak semakin berlarut,” jelas Muh Abdulah (59), salah seorang pensiunan PNS ketika ditemui saat melihat demo, di depan pemkot Salatiga, Kamis (30/4).

          Terpisah, Project Officer PT PBI di Salatiga, Ery Inrianto menyatakan, bahwa pihaknya menyerahkannya kepada Pemkot Salatiga. “Kami menyerahkan semuanya ke Pemkot Salatiga saja,” tandas Ery, singkat dan jelas kepada harian7.com. (Heru Santoso)

Editor : Harvi Candra


Iklan