SALATIGA
- Harian7.com, Anggota
DPRD Kota Salatiga beersama Polres Salatiga siap menggunakan pendekatan
manusiawi dan budaya dalam menanggulangi permasalahan maupun konflik yang
timbul di tengah masyarakat khususnya di Salatiga. Salah satu permasalahan yang
hingga kini belum ada penyelesaiannya, adalah pembangunan Asrama Papua di
daerah Cungkup, Salatiga. Pasalnya, warga sekitar dengan tegas menolak
pembangunan itu. Demikian diungkapkan Kapolres Salatiga AKBP Ribut H Wibowo
dihadapan seluruh anggota DPRD Kota Salatiga, dalam paparannya di Ruang Paripurna
DPRD Salatiga, Kamis (23/4).
Menurutnya,
anggota Polres Salatiga siap untuk bertanggung jawab dalam bidang keamanan di
daerah-daerah pemukiman mahasiswa yang rentan dengan konflik. Bahkan, pihaknya
selalu memantau kelompok masyarakat yang rentan menimbulkan konflik di Salatiga
ini.
“Salah
satu kegiatan untuk merangkul kelompok masyarakat, salah satunya mengajak warga
Papua di Kota Salatiga dalam kegiatan bakar batu, yang intinya sebagai simbol perdamaian
masyarakat Papua dan kali ini khususnya yang ada di Salatiga. Dari sini, warga
papua siap menjaga keamanan bersama dengan masyarakat Salatiga,” tandasnya.
Sementara,
Ketua DPRD Kota Salatiga Milhous Teddy Sulistio SE mengatakan, bahwa diskusi
dengan Kapolres Salatiga ini akan membuka wacana tentang penanggulangan konflik
di Salatiga. Harapannya, segala permasalahan di Salatiga akan cepat selesai hanya
dengan mau duduk bersama serta dengan nuansa budaya.
“Harapan
kami, kegiatan seperti ini terus dibudayakan di tengah masyarakat Salatiga. Dari
sini, akan dapat menumbuhkan semangat rembug masyarakat. Tidak perlu lagi gontok-gontokan karena merasa bahwa kita
saudara dalam berbangsa dan bersuku,” tandas Teddy, yang juga Ketua DPC PDI
Perjuangan Kota Salatiga. (Heru Santoso)Editor : M.Nur