SEMARANG – Harian7.com, Himbauan pemerintah
melalui Kementerian Perdagangan kepada masyarakat untuk tidak membeli pakaian
bekas impor atau ‘awul-awul’ ternyata hanya himbauan belaka. Kenyataan di
lapangan, masyarakat masih banyak yang senang akan pakaian import tersebut.
Padahal, himbauan itu menyebutkan jika pakaian import itu mengandung bakteri
yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini tidak membuat konsumen pakaian
awul-awul di Kota Semarang menghentikan perbutuannya pakaian import.
“Meskipun
ada pemberitahuan jika pakaian ‘awul-awul’ ada bakterinya, namun saya tetap
menyukainya. Jika ppinter memilih akan mendapatkan pakaian yang berkualitas.
Harusnya jika masyarakat dilarang, pemerintah secara tegas menyetop peredaran
pakaian import itu masuk ke Indonesia. Kenyataannya sampai sekarang juga masih
banyak yang membuka usahanya,” tutur Radian (35) dan Muh Hambali (39) keduanya
warga Tembalang Semarang.
Sementara,
salah seorang pedagang pakaian import di Semarang, Zaenudin Zhaki (54) mengaku,
jika himbauan itu tidak berlaku terhadap pakaian yang dijualnya. Pasalnya, tiap
hari masih saja konsumennya memenuhi gerainya. Sejak muncul himbauan tersebut, omzet
dagangannya tetap stabil. Bahkan, sejak seminggu lalu justru permintaannya
meningkat.
“Dagangan
saya sejak seminggu lalu justru meningkat. Karena permintaan konsumen pun
meningkat. Konsumen lebih banyak mencari jaket dan tshirt. Kalau memang ada bakteri
yang berbahaya, harusnya saya dan
karyawan saya terkena duluan. Buktinya, saya dan karyawan memakai pakaian
awul-awul juga tidak apa-apa,” tandas Zhaki di tempat jualannya di ddaerah
Peterongan Kota Semarang. (ANT/Red)