Iklan

Iklan

,

Iklan

Jika tetap dibiarkan Pertumbuhan Enceng Gondok Akan Semakin Menggila

Redaksi
Jumat, 27 Februari 2015, 03:15 WIB Last Updated 2015-02-26T20:15:42Z
UNGARANHarian7.com, Jika tetap dibiarkan dan tidak ada sentuhan pengelolaan secara maksimal dan profesional, maka cepat atau lambat membuat danau Rawa Pening semakin kritis. Hingga kini, hampir separuh danau atau rawa, sudah dipenuhi dengan tumbuhan enceng gondok. Selain enceng gondok, ada tumbuhan liar yang juga tumbuh subur di danau tersebut. Pembersihan akan enceng gondok, dari tahun ke tahun  hanya sebuah wacana dan sekarang ini dinilainya sudah sulit dibersihkan.
Dengan kondisi tersebut, permasalahan lain muncul diantaranya jumlah nelayan, petani ikan maupun jasa penyewaan perahu mulaii menurun. Ini nampak dari banyaknya pengusaha penyewaan perahu yang mengalami gulung tikar. Bukan itu saja, saat enceng gondok belum memenuhi danau, rata-rata setiap rumah memiliki 3 sampai 4 karamba, namun sekkarang ini satu RT yang punya karamba hanya 3 sampai 4 orang. Permasalahan ini akhirnya mendera desa di sekitar Rawa Pening karena banyaknya pengangguran.
Yoyok (27) warga Sumurup, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang kesehariannya membuak usaha warung makan maupun penjual lumut menyatakan, bahwa pertumbuhan enceng gondok di area Rawa Pening itu sudah sangat memprihatinkan. Tidak jarang, para petani, nelayan maupun penambang kompos terjebak di enceng gondok.
“Niatnya untuk membuka jalan mencari kompos, namun justru terperangkap di tengah enceng gondok. Jika hanya tumbuhan enceng gondok saja tidak akan kesulitan namun kkini ada tumbuhan liar yang lainnya ikut tumbuh subur. Tumbuhan lain itu muncul seiring dengan matinya enceng gondok yang kebanyakan diambil untuk dibuat pupuk,” kata Yoyok, Kamis (26/2).
Hal senada dikatakan Narto (52) warga yang lain. Melihat enceng gondok yang sekarang ini mulai menutupi area rawa, harusnya Pemkab Semarang maupun Pemprov Jateng lebih tanggap terhadap kelangsungan dan kelestarian Rawa Pening. Selain itu, harus lebih serius dalam membersihkan enceng gondok. Bukan hanya, berencana ini itu maupun wacana program ini itu saja.
Banyak diketahui warga, pembersihan yang melibatkan kontraktor diduga banyak terjadi kecurangan. Pasalnya, telag direncanakan melakukan pembersihan seluas 15 hektar, namun akhirnya hanya digarap 6 sampai 7 hektar.
“Meski enceng gondok tidak semuanya dibasmi, karena para perajin dan ikan juga butuh tumbuhan enceng gondok ini. Namun, jika memang pemerintah serius akan membersihkan enceng gondok, paling tidak dapat dimulai dari sekarang. Semakin ditunda, akan semakin memenuhi area danau atau rawa. Untuk itu, pemerintah harus menata dari awal rencana maupun manajemennya,” ujar Narto
Camat Tuntang Gunadi melalui Sekcam Suwardi menyatakan, bahwa untuk meminimalisir tumbuhan enceng gondok yang terus saja atau semakin merebak menutupi dana atau rawa, salah satu langkah yang harus dilakukan dapat melalui padat karya. Dalam padat karya ini dapat melibatkan Kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Bawen dan Tuntang.
Keempat kecamatan tersebut dapat bersinergi dalam penanganan enceng gondok, pihaknya menilai masalah ini dapat terpecahkan. Sebagai contoh nyata diantaranya, para perajin di empat kecamatan tersebut digalakkan, mendapatkan pembinaan serta pemasarannya maka akan dapat mengambil eceng gondok yang semakin meningkat. Juga dapat mengatasi masalah pengangguran khususnya di empat kecamatan itu.         
“Sejak beberapa bulan ini, pertumbuhan enceng gondok di Rawa Pening ini sudah sangat mengkhawatirkan. Hingga membuat ppara nelayan maupun pengusaha karamba yang mulai kehilangan pekerjaannya. Kami menilai, permasalahan enceng gondok ini bukan hanya masalah yang harus diselesaikan oleh Pemkab Semarang maupun Pemprov Jateng. Namun, pemerintah pusat harus segera turun tangan menyelamatkan Rawa Pening,” tandas Suwardi. (SAN)

Editor      : Harvi Chandra
Laporan  : Heru Santoso

Iklan