Menurutnya,
per Agustus 2014 pasar modern yang tercatat di Kemendag RI sebanyak
23.000 dan masih ada yang tidak berijin namun jumlahnya hanya
sedikit. Pada kurun waktu yang sama (2011-2013) Kemendag RI hanya
mampu merevitalisasi 408 pasar tradisional dan 53 pasar pencontohan.
Untuk itu, APKLI mendesak Kemendag RI, Rahmat Gobel berani dan tegas
membatasi keberadaan pasar modern dan fokus merevitalisasi pasar
tradisional guna melindungi dan menguatkan ekonomi dan mata pencarian
rakyat sehingga survival dan mampu bersaing.
“Mendag
RI Rahmat Gobel harus berani memasang target dan mampu
merevitalisasi1.000 pasar tradisonal di tahun 2015 mendatang. Dari
sini harus disediakan dana mencapai Rp 670 milyar. Tentunya banyak
terobosan dan langkah akrobatik yang akan dilakukan Bos Panasonic ini
mengingat untuk merevitalisasi 408 pasar tradisional dan 53 pasar
percontohan saja dalam kurun waktu tiga tahun (2011-2013), pemerintah
harus keluarkan anggaran mencapat Rp 1,9 triyun,” terang Ali
Mahsun, yang pernah menjadi Ketua dan Dewan Pakar PB IDI.
Ditambahkan,
jika APKLI akan full support langkah yang dilakukan Mendag
Rahmat Gobel sepanjang tidak sekedar retorika belaka. Tentunya tetap
mengawal dengan super ketat janji Rahmat Gobel melakukan revitalisasi
1000 pasar trasisional pada tahun 2015 dengan anggaran yang sangat
fantastik, jauh lebih kecil, hanya Rp 670 milyar. Asal bukan untuk
kendurian, tepat sasaran, dan nyata adanya bahwa 1000 pasar
tradisional menjadi vital kembali dan mampu bersaing.
Bahkan,
APKLI akan pasang badan dan mendukung sepenuhnya kebijakan Mendag RI
Rahmat Gobel karena membangkitkan kembali ruh ekonomi dan mata
pencaharian rakyat Indonesia. Sebaliknya, APKLI akan terus
mengkritisi bahkan lakukan perlawanan jika hanya retorika belaka.
Lebih-lebih hanya reduplikasi sebagai ajang kendurian anggaran
revitalisasi pasar tradisional. Untuk itu, APKLI sangat berharap
Mendag RI Rahmat Gobel berani melakukan reformasi total birokrasi di
Kemendag RI. (ISA/ANT/SAN/Red)
Editor : Heru Santoso