Iklan

Iklan

,

Iklan

Maraknya Rumah Karaoke di Sarirejo Salatiga, Standar Kota Layak Anak Dipertanyakan

Redaksi
Selasa, 22 Juli 2014, 13:57 WIB Last Updated 2014-07-22T07:12:39Z
Para peserta saat mengikuti sosialisasi kota layak anak
SALATIGAHarian7.com, Wilayah Sarirejo, Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo yang hingga pertangahan Juli 2014 ini, dipenuhi rumah karaoke, khususnya di RW 09, banyak dipertanyakan warga maupun tokoh masyarakat setempat. Salah satunya, Muslih (50) warga Sidorejo Lor mempertanyakan standar dari kota layak anak, karena wilayahnya marak berdiri rumah karaoke.
Pertanyaan tersebut muncul dalam acara Sosialisasi Perlindungan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang digelar Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kota Salatiga dengan BP3AKB Provinsi Jateng, di ruang rapat PKK Jalan Diponegoro 1 Salatiga, Selasa (22/7). Dan diikuti tidak kurang 50 peserta dari PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun pemuda.
"Sampai pertengahan Juli 2014 ini, rumah karaoke di wilayah Sarirejo khususnya terus menjamur, bahkan banyak rumah milik warga yang dijual dan oleh pembelinya dialihfungsikan menjadi rumah karaoke. Tentunya, ini tidak berpihak pada proses pendidikan anak, serta terkait pula dengan ‘polah-tingkah’ para pemandu karaoke yang selalu berdandan seronok untuk menarik para tamu,” terang Muslih.
Disamping itu, sejak beberapa bulan ini, para pemandu karaoke (PK) tinggalnya menyebar dengan mencari rumah kost di luar RW 09 Sarirejo. Seharusnya mereka diijinkan untuk tetap tinggal didalam komplek tersebut sehingga tidak mempengaruhi lingkungan yang mereka tinggali sekarang ini, utamanya dari kalangan anak-anak.
Kepala BP3AKB Kota Salatiga, Dra Hj Gati Setiti MHum mengatakan, pihaknya sangat berharap dengan dilakukannya sosialisasi ini akan menambah pengetahuan para peserta tentang perlindungan anak berkebutuhan khusus. Begitu pula akan dapat merubah pola tingkah laku para pemandu karaoke saat diluar. Harapannya, mereka siap mengurangi keseronokan dalam berpakaian.
Disamping itu, harapan kedepan anak berkebutuhan khusus akan diperjatikan pemerintah dengan mendapatkan kucuran bantuan ataupun bingkisan. Pasalnya, selama ini yang selalu mendapatkan bantuan adalah para lansia serta balita gizi buruk.
“Dengan sosialisasi ini, kami berharap akan menambah pengetahuan tentang perlindungan anak berkebutuhan khusus. Dan harapan lain, anak berkebutuhan khusus ini layak untuk mendapatkan perjatian khusus pula,” tandas Gati. (WID)

Editor          : Muza
Laporan       : Budi Widjayanti

Iklan