Iklan

Iklan

,

Iklan

Tingginya Silpa, Perencanaan di SKPD Salatiga Sangat Buruk

Redaksi
Minggu, 15 Juni 2014, 17:30 WIB Last Updated 2014-06-15T10:30:31Z
SALATIGA - Harian7.com, DPRD Kota Salatiga menilai jika perencanaan program kegiatan maupun pembangunan ditingkat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Salatiga selama ini buruk. Ini terjadi dalam tiga tahun terakhir ini, dan penilaian ini didasarkan pada banyaknya kegiatan yang telah direncanakan sejak tahun 2011, 2012, dan 2013 lalu tidak terlaksana.
Hal ini membuat anggaran yang telah dialokasikan di APBD Kota Salatiga tidak terserap dan akhirnya menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa). Salam setiap tahunnya, selama tiga tahun berturut-turut tersebut terus saja meningkat, pada 2011 mencapai Rp 71,087 miliar, tahun 2012 menjadi Rp 96,955 miliar dan tahun 2013 meningkat lebih besar mencapai Rp 197,164 miliar.

Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga, Iwan Setyo Purbowo menyatakan, bahwa banyaknya program kegiatan yang tidak terlaksana selama tiga tahun berturut-turut tersebut, menunjukan jika kualitas sumber daya manusia (SDM) di setiap SKPD kurang professional atau bahkan tidak profesional. Selain itu, koordinasi lintas SKPD yang terjadi selama ini sangat rendah, hal ini membuat proses pelaksanaan pembangunan atau berbagai kegiatan tidak berjalan dengan normal.
"Dengan tidak terlaksannya pembangunan yang telah dianggarkan hingga menyebabkan silpa yang besar, akan berdampak pada jalannya pemerintahan yang tidak baik. Secara tidak langsung, masyarakat Salatiga yang menjadi korban atau dirugikan. Karena, mereka itu tidak mendapatkan output dan outcome dari program Pemkot Salatiga yang telah ditetapkan dan dianggarkan," jelas Iwan SP, Sabtu (14/6) kemarin.
Dicontohkan, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Salatiga, nilai anggaran yang dikelola instansi tersebut tahun 2013 lalu mencapai Rp 5,547 miliar, namun hanya terserap sebesar Rp 4,773 miliar.  Dinas Bina Marga dan PSDA tahun 2013 mengelola anggaran senilai Rp 50,402 miliar namun terserap hanya Rp 40,979 milir. Dan yang paling parah adalah Dinas Ciptakaru (Cipta Karya dan Tata Ruang), anggaran yang dikelola senilai Rp 80,218 miliar dan hanya terserap Rp 30,783 miliar. Ini menunjukkan SDM di dinas-dinas tersebut dinilainya tidak professional.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Salatiga, Adi Setiarso menyatakan, bahwa peningkatan nilai silpa disebabkan berbagai faktor seperti adanya sisa anggaran tahun sebelumnya dan anggaran sisa proyek. Dalam lelang, ada sejumlah proyek yang ditawar lebih rendah dari pagu yang ditetapkan. Hal ini, memunculkan sisa anggaran dan masuk kas daerah.
“Pihaknya mengakui jika selama tiga tahun terakhir ini banyak proyek pembangunan yang tidak terlaksana. Ini karena ada kekawatiran dari pimpinan SKPD terkait perkara hukum,” tandas Adi. (WID)

Editor        : Muza
Laporan    : Budi Widjayanto

Iklan