Iklan

Iklan

,

Iklan

Sebulan Ini Harga Cabe Menurun

Redaksi
Jumat, 30 Mei 2014, 18:59 WIB Last Updated 2014-05-30T11:59:35Z
UNGARAN – Harian7.com, Harga cabe atau lombok khususnya di wilayah Kabupaten Semarang sejak sebulan lalu mengalami penurunan. Akibtnya, menyebabkan petani banyak yang mengalami kerugian karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkannya. Ini semua banyak dialami para petani dari daerah Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Untuk harga cabe keriting dari Rp 25.000/Kg sampai Rp 40.000/Kg, kini mengalami penurunan harga per kilogramnya mencapai Rp 4.000 – Rp 5.000. Dengan harga ini, para petani mengaku rugi, biasanya jika turun harga maksimal Rp 2.000/Kg. Penurunan yang tajam ini menyebabkan petani mengalami kerugian yang besar.
Rasmidi (62) warga Batur, Getasan mengaku bahwa hingga sebulan ini harga cabe di daerah Getasan mengalami penurunan mencapai Rp 4.000 – Rp 5.000/Kg. Kondisi demikian membuat para petani menjerit karena mengalami kerugian yang tidak sedikit. Dicontohkan saja, biaya produksi dalam 1.000 meter perseginya, petani rata-rata mengeluarkan biaya mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Namun ketika cabe dijual, pendapatan yang diterimanya tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
"Sejak sebulan lalu, harga cabe mengalami penurunan. Dari harga Rp 35.000/Kg kini menjadi Rp 31.000/Kg bahkan ada yang lebih kurang lagi. Selain cabe, jenis sayuran lain juga mengalami penurunan harga seperti Unclang. Setrelah penurunan harga ini, para pembeli pun juga mengalami penurunan jumlahnya,” terang Rasmidi.
Begitu juga dikatakan Muh Damsuki (51), yang mengaku jika hasil panen cabenya sejak sebulan lalu mengalami penurunan harga. Biasanya, usai panen pihaknya juga panen pendapatan. Namun, sekarang ini banyak mengalami kerugian yang banyak. Selain itu, pihaknya banyak menyimpan cabe yang belum dapat terjual. Harganya turun hingga Rp 5.000/Kg dan kondisi ini membuat para petani merasa prihatin dan mengalami kerugian yang besar.
“Jika kondisi penurunan harga tersebut tetap berlangsung, maka petani akan mengalami kerugian yang terus menerus. Hal ini berpengaruh pada pendapatan yang diterimanya usai panen cabe,” tandas Damsuki. (WID)

Editor               : Muza
Laporan           : Budi Widjayanto

Iklan