SALATIGA
– Harian7.com, Dua orang siswa dari SMK Saraswati dan
Madrasah Aliyah Negeri (MAN), akhirnya dinyatakan tidak lulus dalam ujian
nasional (UN) tahun 2014 ini. Keduanya hasil nilai akhirnya rata-rata dibawah
nilai standart, yaitu hanya mencapai 4,0. Sedangkan, standart lulus adalah 5,5.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Disdikpora
Salatiga Agus HS melalui Kasi Kurikulum M Chamim, Selasa (20/5).
“Jumlah
seluruh siswa SMA/SMK/MA yang mengikuti UN di Salatiga sebanyak 4.475 siswa,
terdiri dari untuk SMA/MA sebanyak 1.382 siswa dan SMK sebanyak 2.784 siswa.
Sedangkan untuk siswa dari Paket C ada 220 orang. Khususnya dari siswa Paket C,
yang dinyatakan lulus sebanyak 142 siswa dan tidak lulus ada 78 siswa. Dibandingkan
dengan tahun 2013 lalu, tahun 2014 ini mengalami kenaikan. Tahun 2013,
prosentase kelulusannya mencapai 99,86% dan tidak lulus ada 6 siswa. Sedangkan
tahun 2014 ini, prosentase kelulusannya mencapai 99,965 dan tidak lulus
sebanyak 2 siswa. Sedangkan untuk Paket C tingkat kelulusannya mencapai 65% dan
tidak lulus 35%, sehingga ada kenaikan mencapai 40% dibandingkan dengan tahun
lalu,” jelas M Chamim, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (20/5).
Menurutnya,
sesuai dengan surat edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jateng, bahwa
pengumuman kelulusan SMA/SMK/MA tersebut dilaksanakan Selasa (20/5) pukul 15.00
WIB. Yang harus mengambil pengumuman di sekolah adalah orangtua dan pengumuman
akan dimasukkan pada amplop tertutup. Alasannya, agar para siswa tidak
merayakannya berlebihan dan kepada para kepala sekolah diharapkan dapat menjaga
keamanan. Selain itu, ditegaskan agar para siswa tidak melakukan arak-arakan
maupun penyemprotan menggunakan cat semprot pada baju atau seragamnya.
Sementara,
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Salatiga, Tedjo
Supriyanto menambahkan, dalam pengumuman kelulusan di SMA/SMK/MA ini,
masing-masing sekolah dijaga personil anggota kepolisian. Tujuan dari
pengamanan oleh anggota kepolisian, salah satunya untuk mengantisipasi
munculnya tawuran karena merayakan kelulusan yang berlebihan.
“Tiap
sekolah dijaga anggota polisi dan untuk jumlahnya tergantung dengan sekolahnya
masing-masing. Hal ini salah satunya untuk mengantisipasi munculnya tawuran
maupun merayakannya dengan berlebihan. Untuk pihak kepolisian, pihaknya telah
mengirimkan surat secara resmi terkait bantuan pengamanan di masing-masing
sekolah,” tandasnya. (WID)