Iklan

Iklan

,

Iklan

Puluhan Warga Marah Geruduk Makam Umum Dliwang

Redaksi
Minggu, 27 April 2014, 00:36 WIB Last Updated 2014-04-26T17:44:49Z

UNGARAN-Harian7.com,Pekerja pencabutan pohon kamboja di  makam umum terpaksa harus di hentikan,pasalnya warga Lingkungan Dliwang dan Sembungan, Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Sabtu (26/4) pagi ramai ramai mendatangi makam di wilayah kampung tersebut.warga marah karena makam leluhurnya rusak akibat proses pencabutan pohon kamboja,wargapun nyaris membakar truk yang digunakan untuk mengangkut pohon kamboja.
Amarah wargapun semakin memanas,beruntung kemarahan warga dapat diredam setelah Babin kamtibmas Polsekta Ungaran dan aparat Kelurahan Ungaran serta anggota DPRD Kabupaten Semarang, Mas'ud Ridwan datang ke lokasi sehingga tidak terjadi keributan,untuk meredam situasi pekerja serta kedua truk pengangkut pun di suruh pulang,namun warga juga meminta 5 pohon yang sudah selesai di cabut untuk ditinggal.untuk menyelesaikan permasalahan agar tidak panjang pihak perwakilan warga dan pembeli, Hartoyo, 55, warga Desa Klero, Tengaran di pertemukan di kantor kelurahan Ungaran Barat guna untuk musyawarah.

 Sementara itu salah seorang warga Sembungan Maman (50),merasa jengkel,pasalnya makam leluhurnya rusak dan di acak acak,selain itu Maman juga jengkel mengenai poses jual beli pohon yang berada di pekarangan makam tanpa terlebih dahulu musyawarah terhadap warga,menurut maman pohon yang berada di pekarangan makam tidak usah dijual saja.

"Lihat saja,akibat proses pencabutan beberapa pohon  beberapa makam leluhur pada rusak,selain ada salah satu makam leluhur saya malah hilang karena batu nisan sebagai penanda hilang tidak  jelas dimana,bagi masyarakat ini sudah sangat melukai hati,pembelipun kami minta tanggung jawab untuk memperbaiki dan meminta maaf,” jelas Maman

Kepada warga Hartoyo selaku pembeli pohon  mengatakan, dirinya sudah membeli pohon dari  Ketua RW 3, Agung Wibowo dan sudah membayar masing masing pohon seharga Rp 300 ribu."saya itu sudah membeli pohon dan sudah saya bayar melalui Ketua RW 3, masing masing pohon saya beli Rp 300 ribu. Setelah itu akan dijual lagi di kota-kota lain dengan harga yang lumayan tinggi,satu pohonya bisa sampai harga Rp  9 juta an," ungkap Hartoyo.

Ketua Rw 3 Agung Wibowo terkait jual beli pohon di makam,mengakui bahwa dirinya menjual dan memberikan izin kepada Hartoyo untuk mencabut pohon yang berada di pekarangan makam karena pihaknya membutuh biaya untuk perawatan makam makadi makam tersebut asal mengisi kas pengelolaan makam.

" Sebenarnya mengenai penjualan beberapa pohon yang berada di pekerangan makam saya sudah melakukan musyawarah ke pada sebagian warga saja terutama ahli warisnya,memang saya tidak melakukan musyawarah kepada semua warga,mengenai hasil penjualan pohon tersebut rencananya sebagai biaya membuat tempat untuk nyadran,dan yang sudah saya jual ada lima pohon dengan harga keseluruhan Rp 1,5 juta,”jelasnya.
Kini lima pohon kamboja dan pakis di sita warga,pembeli belum boleh untuk membawa 5 pohon sebelum bertanggung jawab atas rusaknya makam dan semuanya di beresi.(lanny)

Editor    : Muza

Iklan