SALATIGA
– Harian7.com, Buntut dibekuknya pelaku pembuangan bayi yang akhirnya diketahui
merupakan pasangan pelajar dari salah satu SMA negeri di Salatiga,
hal ini sangat disayangkan. Bahkan, pihak sekolah tempat kedua pelaku
Dw (17) klas III dan pasangannya Lu (15) klas I, harus lebih jeli
melakukan pembibingan terhadap para siswanya. Jika perlu dapat
bekerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga untuk
menggelar seminar reproduksi. Sehingga akan diketahui bagaimana
langkah mencegah pergaulan bebas khususnya bagi pelajar. Demikian
diungkapkan Sekretaris Komisi I DPRD Kota Salatiga, Septa Maya
Hidayati, Senin (21/4).
Ditambahkan,
dengan munculnya kasus tersebut, pihaknya menilai bahwa pergaulan
bebas di kalangan pelajar di Salatiga masih terbuka. Hal ini,
diperlukan adanya bimbingan dari pihak sekolah khususnya penambahan
jam bimbingan konseling kepada para siswanya. Selain itu, perhatian
maupun bimbingan dari orangtua sangatlah penting, mengingat sekolah
hanya terbatas dapat mengawasinya pada jam pelajaran. Diluar sekolah,
maka peran orangtua sangatlah dominan.
“Dengan
mencuatnya kasus tersebut, apalagi kedua pelaku merupakan pasangan
dari satu sekolah, harusnya pihak sekolah lebih jeli dalam melakukan
bimbingan kepada para siswanya. Sehingga, kejadian tersebut tidak
akan terulang kembali dan menimpa siswa yang lain. Penambahan
konseling bagi siswa sangat diperlukan agar para siswa lebih
mengetahui akibat terburuk dari pergaulan bebas yang dilakukannya.
Yang jelas, Komisi I DPRD Salatiga sangat menyayangkan kejadian
tersebut dan memalukan dunia pendidikan khususnya di Kota Salatiga,
yang salah satunya menjadi Kota Pendidikan,” ujar politisi PKS.
Menurutnya,
penguatan keagamaan juga lebih ditingkatkan sehingga hal-hal yang
melanggar norma agama akan dapat tertanam pada siswa. Dan kedepannya
tidak akan berani melakukan pelanggaran agama, seperti pergaulan
bebas tersebut. Semua ini sangat diperlukan dan harus diperhatikan
oleh pihak sekolah maupun keluarga, keduanya saling mengikat.
“Terkait
dengan sanksi yang akan dijatuhkan pihak sekolah kepada kedua pelaku
yang telah mencoreng dunia pendidikan ini, sekolah harus tegas. Dalam
memberikan sanksi, pihak sekolah tidak perlu takut, apakah siswa
tersebut merupakan anak pejabat atau bukan. Dan terpenting, hendaknya
pihak sekolah jangan sampai kena pengaruh intervensi pihak luar dalam
memberikan sanksi. Sekali lagi, sekolah harusnya tegas memberikan
sanksi kepada kedua pelaku pembuangan bayi tersebut,” tandas Maya.
Beberapa
PNS Pemkot Salatiga juga sangat menyayangkan ulah kedua pelaku
tersebut. Mereka telah nekat berani berbuat salah, harusnya berani
bertanggungjawab. Dengan caranya membuang bayi hasil hubungan gelap
di luar nikah ini, akhirnya mencoreng dunia pendidikan khususnya di
Kota Salatiga. Yang salah satu icon-nya
adalah Kota Pendidikan dan apalagi kedua pelaku itu masih tercatat
sebagai siswa salah satu SMA negeri favorit di Salatiga.
“Terus
terang ulah nekat kedua pelaku yang masih pelajar tersebut telah
mencoreng dunia pendidikan di Kota Salatiga. Pihak sekolah harus
berani bersikap tegas atas tindakan bejat kedua pelajar tersebut.
Jika, tidak ada sanksi tegas, maka akan mempengaruhi siswa lain untuk
berbuat negatif yang lainnya,” terang beberapa PNS yang enggan
ditulis namanya menanggapi penangkapan pelaku pembuang bayi yang
masih pelajar itu.
Diberitakan
sebelumnya, pelaku pembuangan bayi di bangunan gedung mangkrak di
Jalan Osamaliki Salatiga, akhirnya berhasil dibekuk petugas Polres
Salatiga, Kedua pelaku merupakan pasangan intim yang masih tercatat
sebagai pelajar salah satu SMA negeri favorit di Kota Salatiga.
Keduanya adalah Dw (17) perempuan yang kini kelas III dan Lu (15)
laki-laki masih duduk di kelas I, keduanya warga Tingkir, Kota
Salatiga. Kini, kedua pelaku mendekam di sel tahanan Polres Salatiga
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (wid)