SALATIGA – Harian7.com, Bertambahnya jumlah hotel di Salatiga membuat persaingan semakin ketat. Kondisi ini akan menguntungkan para tamu dalam
memilih hotel sesuai dengan keinginannya. Hotel di Salatiga, sangat bervariasi
dan memiliki segmentasi yang berbeda-beda.
Dengan terus bertambahnya jumlah hotel ini, para pengusaha hotel
berharap jika Pemkot Salatiga tidak lagi memberikan ijin pembangunan hotel di
Salatiga.
“Harapan kami, untuk jumlah hotel di
Salatiga tidak lagi bertambah. Hal itu terkait dengan kebutuhan tamu dan
ketersediaan hotel agar tetap seimbang, sehingga hotel tetap bisa beroperasi,” kata
Yuliyani Krisharyati, Director of Sales Laras Asri (LA) Resort and Spa kepada
wartawan.
Menurutnya, Kota Salatiga harus dapat belajar
dari kota-kota lain seperti Solo maupun Jogjakarta.
Salah satunya dengan lebih menitikberatkan pada pengembangan tujuan wisata yang
dapat dijual ke masyarakat. Untuk sekarang ini, Kota Salatiga itu hanya sebagai
kota transit dan buakn sebagai kota bisnis atau tujuan wisata.
Hal senada diungkapkan Lavinia Michele
Tillova, Public Relation (PR) Officer Grand Wahid Hotel Salatiga. Dikatakan, jika
persaingan antar hotel di Kota Salatiga akhir-akhir ini sudah mulai terasa. Namun,
hal itu justru menjadi kompetisi yang menyenangkan karena semua bersaing secara
sehat.
“Memang, persaingan antar hotel itu mulai
terasa, namun bagaimana masing-masing hotel itu dapat menggaet para tamunya
untuk menginap di hotelnya. Jika dilihat dari tamu yang masuk, tingkat hunian
hotel (okupansi) saat ini terus meningkat dan ini sangat menggembirakan.
Bahkan, tamu yang menginap di Grand Wahid Hotel ini sangat beragam dari berbagai
kegiatan pemerintahan hingga para tamu pribadi,” tandas Lavinia. (WID)
Editor : Muza