Iklan

Iklan

,

Iklan

Sambut New Normal, Dinkes Kab Semarang Siapkan Protokol Kesehatan

Redaksi
Kamis, 04 Juni 2020, 16:08 WIB Last Updated 2020-06-04T09:08:11Z
Saat rapat sosialisasi berlangsung.
Laporan: Arie Budi Kontributor Ungaran

UNGARAN,harian7.com - Wakil Bupati Semarang H Ngesti Nugraha SH MH memimpin rapat sosialisasi guna membahas tentang persiapan Kenormalan Baru (New Normal) rumusan tertulis protokol kesehatan untuk diterapkan di ruang publik.

Adapun rapat sosialisai tersebut  juga turut di hadiri  Bupati Semarang H Mundjirin, anggota Forkopimda, Sekda Gunawan Wibisono dan pejabat terkait dan dilaksanakan di  Gedung Dharma Satya lantai II kompleks Kantor Bupati Semarang di Ungaran, Kamis (4/6/2020) siang.

Kepala Dinkes Kabupaten Semarang  dr Ani Raharjo MPPM mengatakan, Dinkes Kabupaten Semarang saat ini tengah menyiapkan rumusan tertulis protokol kesehatan untuk diterapkan di ruang publik untuk menyambut pelaksanaan tatanan kenormalan baru (new normal).

"Aturan baku itu akan diselesaikan pada minggu kedua Bulan Juni ini. Saat ini masih proses (pembuatannya). Mungkin minggu depan (selesai) sambil menunggu jika ada protokol baru dari pusat,” ujarnya.

Ditambahkanya, rumusan protokol kesehatan itu, rencananya akan diterapkan di tempat-tempat umum seperti fasilitas pelayanan kesehatan, pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan tempat wisata.

"Sosialisasi pengertian dan penanggulanan penyebaran virus Korona akan terus dilakukan. Diantaranya dengan menyiapkan bahan rekaman audio yang akan diputar di toko swalayan. Hal itu dilakukan untuk menekan potensi reaksi negatif warga terhadap kasus virus Korona yang dinyatakan positif."

“Kita akan aktif menjemput warga yang merupakan pasien positif (Korona yang menolak dirawat). Itu khan karena mereka belum tahu. Pendekatan tetap persuasif dan tidak ada istilah jemput paksa,”gamblangnya.

Disinggung tentang pelaksanaan rapid test virus Korona, Ani menyebutkan saat ini sudah dilaksanakan lebih dari seribu tes. Dinkes masih memiliki 450 alat rapid tes yang akan diprioritaskan untuk kelompok resiko tinggi. Termasuk hasil tracing penderita positif maupun yang terkait dengan klaster Pasar Kobong dan klaster Gowa.(*)

Iklan